SOLOPOS.COM - Pengunjung di pameran buku dalam Literacy Festival Solo, di Solo Grand Mall, Rabu (15/3/2023). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, SOLO —Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kota Solo menggelar Pameran Buku bertajuk Literacy Festival Solo, di Solo Grand Mall pada Rabu (15/4/2023). Sekretaris Dispersip, Mufti Rahardjo, mengatakan pameran buku digelar selama dua hari yang diisi dengan beragam acara.

Dalam pameran buku, terdapat sejumlah buku koleksi milik sejumlah stakeholder seperti Periplus Yogyakarta, Erlangga, Penerbit Andy, Bank Jateng, Monumen Pers Nasional, Dispersip, PUI Javanologi UNS Solo, kolektor naskah kuno, dan masih banyak lagi.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Acara dalam pameran akan dibuka sekitar pukul 15.00 WIB. Pameran buku pada hari pertama, diisi penyerahan sejumlah hadiah lomba bagi pemenang lomba solo bertutur dan pidato membaca bahasa Jawa. Untuk besok, agendanya pukul 07.00 WIB sampai 18.00WIB

Mufti mengungkapkan pameran buku ini menjadi salah satu upaya Dispersip mendekatkan peradaban dengan literasi. Berbicara soal peradaban dan kemanusiaan, kegiatan pameran buku dalam Literacy Festival Solo digelar untuk menjembatani peradaban dengan literasi.

“Karena semua ilmu meskipun saat ini ada yang hybrid ada yang digital, tapi sumber utamanya adalah buku. Karena semua orang yang dulu pintar winasis, waskita, resi, wiku, empu, itu pasti diabadikan dalam karya-kaya buku,” ucap dia.

Kegiatan semacam ini dinilai tidak boleh berhenti, namun tetap berkelanjutan. Atau diupayakan agar naik kelas oleh Dispersip. Pastinya membutuhkan dukungan oleh berbagai elemen, baik pengusaha, media, atau pihak swasta lainnya.

Perwakilan dari Monumen Pers Nasional, Kuncoro Mahendro Suryo mengapresiasi kegiatan pameran buku yang digelar Dispersip itu. Kuncoro memberi masukan agar pameran buku menjadi kegiatan rutin yang digelar setiap tahun.

“Mudah-mudahan ini bisa menjadi kegiatan tiap tahun atau tiap bulan, jadi rutin, kalau tidak rutin mungkin tiba-tiba hilang.

Kuncoro memaparkan kegiatan Literacy Festival Solo sebetulnya juga termasuk dalam program Kementerian Komunikasi dan Informatika. Salah satunya dengan turut berpartisipasi dalam kegiatan literasi seperti pameran buku.

“Kami Monumen Pers Nasional sangat menyambut gembira, mensupport, dan ikut memeriahkan dalam literasi festival ini,” kata dia.

Di stand Monumen Pers tersedia naskah-naskah media cetak dari sejak zaman sebelum merdeka sampai saat ini. Ada naskah koran lama Sinar Matahari yang terbit pada 1823, ada pula naskah berbahasa jawa yang cukup kuno juga ditampilkan di stand Monumen Pers.

“Ini hanya sebagian kecil yang kami tampilkan dari Monumen Pers. Kalau masyarakat umum ingin lengkapnya, monggo rawuh ke Monumen Persnya langsung,” ajak dia.

Kaitannya dengan anggaran, Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispersip) Kota Solo, Adityo Setyawarman mengaku masih terbentur dengan anggaran untuk kegiatan bertema literasi di lingkungan Dipersip.

Dispersip mengupayakan agar event bisa digelar pada akhir tahun nanti. Sementara, untuk agenda tahun depan soal Solo Literacy Festival diusulkan sekitar Rp500 juta.

“Terus pengadaan buku mbuh disetujui ora, perencanaan Rp1 miliar,” jelas dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya