SOLOPOS.COM - Penampilan perkusi dari Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Kota Solo dalam Pameran dan launching buku Ajar Pancasila di Edutorium UMS, Solo, Kamis (16/3/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial (PSB-PS) menggandeng Lembaga Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Umum (LBIPU) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar pameran hasil karya mahasiswa dan launching buku ajar Pancasila dengan judul Langkah Tegas Mewujudkan Pancasila sebagai Laku.

Pameran dan launching yang didukung Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu dilaksanakan di Edutorium UMS, Solo, Kamis (16/3/2023).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Program Manager kegiatan tersebut, Yanuar Ikhtiarso, menjelaskan kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian program Revitalisasi, Institusionalisasi, dan Standardisasi Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi di Indonesia.

“Pameran kali ini melibatkan lebih dari 100 karya mahasiswa tingkat awal yang berupa poster, foto, tulisan dan video. Hasil karya yang dipamerkan tersebut merupakan hasil penugasan pada pembelajaran Pancasila yang lebih mengedepankan project based-learning. Pameran ini juga merupakan upaya untuk turut mengapresiasi dan mempromosikan hasil kerja mahasiswa kepada masyarakat,” jelas Yanuar dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com.

Dia menambahkan kegiatan pameran tersebut dilengkapi dengan berbagai acara pendukung berupa Eco-Art Class yang diikuti anak berkebutuhan khusus (ABK) dari siswa-siswi sekolah inklusi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura. Peserta juga diajak memanfaatkan barang bekas di sekitar mereka menjadi lukisan atau berbagai bentuk kreasi kerajinan tangan.

Selain itu, menurutnya terdapat juga penampilan perkusi dari Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Kota Solo. Tak hanya itu, pameran produk UMKM hasil karya wanita korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Kota Solo juga turut dipamerkan.

Menurutnya penampilan perkusi ini menggambarkan penyandang disabilitas atau orang berkebutuhan khusus yang juga memiliki potensi positif dan harus diperlakukan secara setara dan tidak diskriminatif.

“Berbagai kegiatan pendukung tersebut merupakan implementasi terkait tema yang diusung oleh panitia yakni revitalisasi, inklusivitas, dan kesetaraan gender. Harapannya pameran hasil karya dan launching buku ajar Pancasila dapat menjadi stimulus bagi civitas akademika serta masyarakat tentang pentingnya pemahaman dan penghayatan Pancasila dalam kehidupan,” jelas Yanuar.

Menurutnya kegiatan launching buku tersebut berlatar belakang dari pentingnya pengarusutamaan nilai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Pancasila menjadi landasan yang sangat penting dalam membentuk karakter bangsa.

Namun dalam kurun waktu dua dekade terakhir nilai-nilai Pancasila yang seharusnya menjadi way of life telah mengalami banyak kemunduran. Hal tersebut dilihat dari berbagai fenomena perubahan nilai-nilai kehidupan dan konflik sosial yang muncul di kalangan masyarakat.

Salah satu faktor penyebab memudarnya nilai-nilai Pancasila adalah berkembangnya budaya individualisme di tengah masyarakat. Saat ini dia menilai semakin banyak orang yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, tanpa memikirkan kepentingan bersama. Hal ini menyebabkan munculnya tindakan egois dan merusak tatanan sosial yang ada.

Selain itu, kecenderungan mengutamakan kekayaan dan materialisme juga turut mempengaruhi memudarnya nilai-nilai Pancasila. Masyarakat cenderung lebih mengutamakan kepentingan ekonomi daripada moralitas persaudaraan kemanusiaan. Menurutnya hal itu dapat dilihat dari semakin banyaknya kasus korupsi di Indonesia.

Senada dengan hal tersebut, Direktur Eksekutif PSBPS UMS, Yayah Khisbiyah, menyatakan pemahaman dan penghayatan Pancasila secara utuh menjadi poin yang penting yang ingin disampaikan pada pameran tersebut.

“Karena kita ketahui bersama akibat dari memudarnya nilai-nilai Pancasila telah menyebabkan hilangnya rasa persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Kita dapat melihat betapa mudahnya terjadi konflik horizontal dan perpecahan di antara sesama warga negara. Padahal, nilai-nilai Pancasila seharusnya mampu menjadi perekat yang kuat untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia,” jelas Yayah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya