SOLOPOS.COM - Penampilan pelukis Guh S. Mana di pembukaan Mbeber Kutha Sala, Rabu (2/12/2015) malam di halaman Balai Soedjatmoko, Solo. (Kharisma Dhita Retnosari/JIBI/Solopos)

Pameran seni rupa Mbeber Kutha Sala yang digelar di Balai Soedjatmoko dibuka dengan penampilan Guh S. Mana.

Solopos.com, SOLO – Pembukaan pameran seni rupa Mbeber Kutha Sala di Bentara Budaya Balai Soedjatmoko Solo, Rabu (2/12/2015) malam, dimeriahkan penampilan pelukis Guh S. Mana.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Berbusana serba hitam, perupa asal Kota Solo itu berjalan menuju panggung. Dengan kuas di tangannya, dia menunduk. Harmonisasi nada musik selo, rebab, seruling, dan gambus mengalun pelan.

Tak lama kemudian, 14 orang dalam balutan kostum dominasi hitam satu persatu muncul dari sisi barat menuju ke panggung. Berjalan perlahan, sesekali mereka berhenti, kemudian dengan gemulai menari.

Aksesori tali temali dan kawat yang menempel pada pakaian mereka bersinergi ikut menjadi bagian yang bertutur dalam gerak langkah mereka. Merespons gerakan mereka, Guh meliuk, berputar mengelilingi, lalu membimbing mereka satu persatu naik ke panggung.

Sebuah ember kecil berisi cat putih tersaji di hadapannya. Perlahan, dengan gerakan semi menari, dia menyelup kedua tangan ke dalam ember tersebut. Dalam gerakan ritmik, dia mengibas dan membiarkan percikan cat menyebar ke penjuru panggung.

Guh mendekat, menatap dalam, lalu kembali memercikkan cat ke permukaan kostum hitam mereka. Jaring-jaring temali yang menempel pada tubuh mereka dimainkannya, sambil sesekali dilukisnya dengan guratan jemari penuh catnya. Dia membuat lukisan abstrak melalui percikan-percikan cat putih.

Keempatbelas talent berkostum hitam dengan balutan tali temali dan kawat tersebut adalah para sahabatnya sendiri. Mereka datang dari berbagai kota, negara, dan berbagai profesi. Dalam performance art bertajuk Galatian tersebut, Guh secara nonverbal merespons perbedaan dengan cinta yang dituangkannya dalam cat putih.

Galatian sendiri adalah nama salah satu ayat dalam alkitab. “Saya melukis dengan medium para sahabat saya. Ada ibu rumah tangga, jurnalis, tentara, mahasiswa, semua saya libatkan. Saya menggabungkan mereka semua sebagai satu lukisan,” tutur dia saat berbincang Rabu malam.

Tali dan kawat berbahan metal dalam kostum yang juga menjadi bagian dari obyek lukisnya tersebut menyiratkan makna jejaring kehidupan yang coba diwarnainya dengan cinta. Warna hitam sendiri menurutnya merupakan representasi dari gabungan semua warna.

Mencoba mengkaitkan dengan Mbeber Kutha Sala, dia menjelaskan dalam aksinya malam tersebut dia mencoba membeber warna dan kasih sayang dalam jejaring kehidupan melalui seni. “Perkembangan seni rupa di kota Solo sangat baik. Saya sendiri asli Solo dan banyak mendapat inspirasi di sini,” imbuh dia.

Salah seorang pengunjung, Ratriana Kusumastuti, 23, mengaku terkesima dengan aksi lukis abtrak yang menggunakan teknik aneh tersebut. “Wah, keren sekali itu tadi. Melukis pakai kibasan jemari,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya