SOLOPOS.COM - Patung tiga dimensi berjudul Tumpu (2024) karya seniman asal Solo, Aditya Novali dalam gelaran pameran bertajuk Surakusuma Mangkunegaran Art Garden yang digelar di Pracima Tuin, Pura Mangkunegaran yang berlangsung 29 Juni hingga 29 Juli 2024. Karya itu terinspirasi dari interlock batu candi. (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—Karya tiga dimensi berjudul Tumpu (2024) menjadi simbol pertemuan seni kontemporer dengan kebudayaan di masa lalu. Sang pencipta Aditya Novali terinspirasi dari interlock batu candi.

Interlock atau teknik kuncian batu merupakan teknologi arsitektur yang biasa digunakan pada sejumlah candi di masa lalu. Teknik itu hingga kini masih bisa ditemui misalnya pada Candi Borobudur. 

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dengan teknik interlock ini memungkinkan candi dibangun tanpa semen, cukup dengan menyusun batu hingga mengunci satu sama lain.

Tumpu, yang merupakan karya seniman asal Solo itu dipajang dalam gelaran pameran bertajuk Surakusuma Mangkunegaran Art Garden yang digelar di Pracima Tuin, Pura Mangkunegaran. Pameran itu berlangsung selama satu bulan mulai 29 Juni hingga 29 Juli 2024 mendatang.

Kurator pameran seni kontemporer, Hendra Himawan, mengatakan karya Aditya Novali secara khusus dibuat untuk event Surakusuma. Karyanya dibuat dengan konsep pentulan. Karya tersebut terbuat dari pelat logam yang mampu memantulkan bangunan ruang dari Pracima Tuin.

Bentuknya seperti tumpukan balok berwarna perak. Seperti yang sudah disebut di awal, karya tersebut terinspirasi dari interlocking batu candi. Sehingga bagian-bagian dari karya itu saling terikat satu sama lain.

“Interlocking itu yang kemudian digeser, kemudian dibuka, diperbesar, dan diubah bentuknya jadilah karya itu. Jadi secara ide gagasan karya itu dari masa lalu dihadirkan yang sekarang untuk merefleksikan bangunan sekarang, tapi teknologinya masa lalu,” kata dia, Sabtu (29/6/2024).

Konsep karya Aditya selaras dengan latar belakang terselenggaranya Surakusuma Mangkunegaran Art Garden.

Secara umum, Surakusuma, berpijak pada latar sejarah, dimana Solo merupakan ruang temu antar budaya yang telah mengemuka sejak era Hindia Belanda. Sebuah kota multikultur dimana modernisme berkembang pesat, dengan Mangkunegaran sebagai salah satu pusatnya.

“Kami melakukan riset yang lumayan lama tentang bagaimana sebenarnya situ taman di Mangkunegaran itu formanyat seperti apa, pelacakan kami sejak era Mangkunagoro I, dari situ kami melihat dari sisi arsitektur coraknya sangat akulturatif,” kata dia.

Menurutnya gaya pembangunan Mangkunegaran dari dulu selalu memadukan tradisi dengan konsep modern yang berkembang. Sehingga menurutnya Mangkunegaran merupakan ruang yang tepat untuk memamerkan karya tiga dimensi tersebut.

Dia mengatakan karya patung biasanya hanya hadir sebagai penanda semata di ruang publik, jarang orang-orang bisa menikmati secara serius. Maka dia ingin membawa karya tidak dimensi tersebut ke taman agar pengunjung lebih mengapresiasi.

Hal senada disampaikan oleh Pimpinan Praja Mangkunegaran Solo, Mangkunagoro X mengatakan pameran tersebut menjadi satu wadah untuk para seniman. Selain itu pameran merupakan perwujudan dari visi Mangkunegaran wadah persilangan budaya.

“Taman Pracima ini sejak awal sudah kami maksudkan untuk menjadi ruang laboratorium kebudayaan, ini menjadi perwujudan konkret jembatan kebudayaan Mangkunegaran dengan seni kontemporer,” kata dia.

Dia mengatakan pameran tersebut menjadi simbol pertemuan dua zaman yang mewakili tradisi dan modernitas. 

Pameran yang bertajuk Surakusuma itu menghadirkan karya seniman dari berbagai negara seperti Aditya Novali (Indonesia), Faisal Habibie (Indonesia/German), Wedhar Riyadi (Indonesia), serta Gabriel Aries (Indonesia).

Lalu ada seniman lain seperti Yunizar (Indonesia), Ugo Rondinone (Swiss), Alicja Kwade (Polandia/German), Bernar Venet (Perancis), dan Alex Seton (Australia). Sementara itu di ruang dalam Pracima Tuin terdapat karya Rita Widagdo (Indonesia) dan Gregorius Sidharta (Indonesia).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya