Soloraya
Jumat, 15 Juli 2011 - 04:05 WIB

Panen padi Boyolali anjlok, stok pangan terancam

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Solopos.com) – Hasil panen padi di Kabupaten Boyolali pada 2011 ini diperkirakan anjlok hingga 20%. Alhasil, kondisi penurunan yang demikian ini mengancam stok pangan khususnya di wilayah Kota Susu ini.

Penurunan ini terjadi karena adanya serangan berbagai hama penyakit tanaman. Kepala Dinas Pertanian Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Boyolali, Wisnu Hermadi, mengatakan penurunan panen padi di kabupaten Boyolali tahun 2011 ini diperkirakan mencapai sekitar 20%.

Advertisement

“Hasil panen yang menurun lalu mempengaruhi stok pangan yang juga turun,” katanya kepada wartawan, Kamis (14/7/2011). Menurutnya, 2010 lalu stok pangan berupa beras di Kabupaten Boyolali bisa mencapai 50.000 ton. Namun, jika produksi padi tahun ini mengalami penurunan, stok pangan tidak akan mencapai 50.000 ton. Akibatnya banyak lumbung padi yang tidak maksimal dalam menyimpan stok bahan pangan.

Ditambahkan, serangan berbagai hama tanaman seperti wereng terjadi hampir merata di wilayah produksi padi di Boyolali. Di antaranya, di Kecamatan Ngemplak, Banyudono, Sawit, Teras dan Simo.

“Serangan hama paling ganas adalah wereng. Namun, penurunan stok bahan pangan tidak akan menimbulkan kekurangan bahan pangan,” tegasnya. Menurutnya, masih ada cadangan beras sebanyak 100.000 ton dari program Cadangan Beras Nasional (CBN). Cadangan ini bisa digunakan jika terjadi kekurangan bahan pangan.

Advertisement

Pihaknya menghimbau masyarakat supaya tidak bergantung pada bahan pangan beras. Dijelaskan, Pemkab Boyolali telah menyosialisasikan bahan pangan nonberas seperti jagung dan singkong untuk konsumsi pangan alternatif. Selain itu, agar kondisi penurunan ini tidak terjadi lagi pada 2012 mendatang, pihaknya akan memperketat pola tanam agar siklus serangan hama terputus. “Petani masih banyak yang melanggar pola tanam sehingga serangan hama wereng terus terjadi,” paparnya.

Diharapkan, pada musim tanam berikutnya petani menanam palawija atau selain padi. “Dengan cara ini hama tidak akan mengganas lagi pada musim tanam tahun depan,” pungkasnya.

rid

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif