Soloraya
Senin, 16 September 2013 - 13:39 WIB

PANEN TEMBAKAU : Lapangan Sepak Bola Jadi Lautan Tembakau

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Menjemur Tembakau (Dok/JIBI/Solopos)

Ilustrasi Menjemur Tembakau (Dok/JIBI/Solopos)

Pemandangan tak biasa terlihat di sejumlah lapangan sepak bola di wilayah Kecamatan Polanharjo, Klaten Minggu (15/9/2013). Para petani tembakau secara bersamaan mengeringkan tembakau hasil panen mereka dengan memanfaatkan lapangan sepak bola yang ada di desa mereka. Hal ini membuat sejumlah lapangan tersebut berubah menjadi lautan tembakau.

Advertisement

Panen tembakau di Polanharjo pada tahun ini berlangsung serentak. Hal ini membuat sejumlah petani mencari lahan kosong untuk dijadikan tempat mengeringkan tembakau yang akan segera mereka jual. Lapangan sepak bola menjadi pilihan lantaran memiliki permukaan tanah yang datar dan kering.

Salah satu petani asal Ponggok, Sumardi ,41, mengatakan, kejadian seperti ini jarang dirasakan oleh sejumlah petani.

“Ini jarang terjadi, biasanya di sekitar rumah kami bisa digunakan mengeringkan tembakau. Masa panen kali ini serentak, semua petani berebut lahan untuk mengeringkan tembakau,” ungkapnya.

Advertisement

Sumardi mengaku, tembakau kering yang ditata diatas widik [tempat pengeringan tembakau yang berasal dari anyaman bambu] tersebut harus segera dikeringkan. Hal ini, kata dia, lantaran sudah akan diambil oleh produsen rokok dari Magelang. Terkait dengan hasil panen miliknya, Sumardi mengaku cukup memuaskan. Cuaca yang cerah, lanjut dia, membuat tanaman tembakau milik para petani, termasuk dirinya berkualitas baik.

Sementara itu, beberapa petani di Desa  Janti juga melakukan hal yang sama. Berdasarkan pantauan Solopos.com di lapangan sepak bola Desa Janti, puluhan petani terlihat sibuk menata tembakau-tembakau yang sudah mulai mengering. Salah satu petani, Mulyono, mengatakan, tembakau-tembakau sudah ditunggu oleh kurir yang akan membawanya ke Kabupaten Magelang. Harga per kilogram, kata Mulyono, saat ini mencapai Rp57.500.

“Ini kami bersama-sama mengeringkan tembakau, sudah diatur tempatnya, jadi tidak berebut. Orang yang membawa tembakau ke Magelang sudah menunggu. Kalau cuaca seperti ini, nanti sore [kemarin] sudah bisa dibawa ke pabrik,” pungkasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif