Soloraya
Kamis, 31 Maret 2022 - 19:14 WIB

Pangdam IV/Diponegoro Turun Gunung ke Wonokerto Wonogiri, Ada Apa?

Luthfi Shobri Marzuqi  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pangdam IV Diponegoro, Mayor Jendral TNI Rudianto memukul gong sebagai tanda resminya pencanangan Dusun Timang, Desa Wonokerto, sebagai Kampung Pancasila, Kamis (31/3/2022). (Solopos/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI — Dusun Timang, Desa Wonokerto, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, resmi dicanangkan sebagai kampung Pancasila, Kamis (31/3/2022). Pangdam IV Diponegoro, Mayor Jendral TNI Rudianto hadir langsung dalam peresmian yang digelar di Balai Desa Wonokerto.

Sekitar pukul 10.30 WIB, Rudianto menabuh gong sebanyak tiga kali. Tabuhan itu terdengar menggelegar sekaligus menjadi tanda bahwa secara resmi Dusun Timang ditetapkan sebagai kampung Pancasila. Ia berharap, setelah pencanangan tersebut, daerah-daerah lain dapat meniru, membuat kampung Pancasila.

Advertisement

“Tujuannya, mengembalikan sikap hidup masyarakat Indonesia yang dari dulu sampai sekarang masih ada. Salah satunya, gotong royong. Ini semua dalam rangka membentengi kita sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, dan tetap memegang ciri-ciri negara berdaulat,” ucapnya kepada wartawan, Kamis (31/3/2022).

Baca Juga: Tiga Jam, 1.000 Liter Minyak Goreng Langsung Ludes

Advertisement

Baca Juga: Tiga Jam, 1.000 Liter Minyak Goreng Langsung Ludes

Upaya membentengi perlu dilakukan karena menurut Rudianto, kondisi teknologi informasi (TI) sekarang yang begitu pesat perkembangannya. Salah satu caranya, kata dia, dengan menguatkan barisan masyarakat yang dimulai dari desa-desa dan kampung-kampung. Ia melihat secara konkret bahwa Dusun Timang telah melaksanakannya.

“Bahwa ada masjid, ada gereja, tempat ibadah itu saling berdampingan dan masyarakatnya sudah hidup tenteram,” jelasnya.

Advertisement

Baca Juga: Selamat Bertugas! Letkol (Inf) Deny Oktavianto Dandim Baru Wonogiri

“Tidak ada batas waktu tertentu, yang jelas sampai semuanya bisa mencanangkan kampung Pancasila. Karena itu membuat anak-anak bisa mengenal lebih dalam soal Indonesia dan Pancasila,” ucapnya.

Kepala Desa (Kades) Wonokerto, Suyanto sebagai penggagas dan penggerak kampung Pancasila di Desa Wonokerto menyampaikan alasannya mendirikan kampung Pancasila di Dusun Timang. Dalam sambutannya, ia membahas soal kondisi geografis di Wonokerto yang diapit oleh dua Kabupaten, Karanganyar dan Sukoharjo.

Advertisement

Kondisi itu menurutnya berpotensi pada rentannya paham intoleransi yang masuk ke masyarakatnya. Suyanto menjelaskan, embrio pembentukan kampung pancasila itu dimulai dari inisiatif untuk membuat forum rembuk antarumat beragama.

Baca Juga: Ini Sasaran Pembagian 1.000 Liter Minyak Goreng Murah di Wonogiri

“Kalau di tingkat kabupaten itu ada FKUB [Forum Kerukunan Umat Beragama]. Tapi ini beda. Forum rembuk itu berfungsi agar di dalam sosial kemasyarakatan terjadi pemahaman antara satu dan lainnya dan tidak terjadi kecurigaan,” kata Suyanto dalam sambutannya.

Advertisement

Dalam pelaksanaannya, sambung dia, ketika umat muslim menjalankan ibadah Idulfitri, umat kristiani akan menjaga dan mengatur arus lalu lintas. Sebaliknya, ketika umat kristiani merayakan Natal, maka umat muslim yang menjaga dan mengatur lalu lintasnya.

Di Dusun Timang, diketahui bahwa masjid dan gereja didirikan berdampingan. Hal itu selaras dengan jumlah penganut agama yang sebanding, yakni 45 persen warganya menganut agama Islam dan sisanya Nasrani. Namun ia tak terlalu berfokus pada jumlah. Setelah Dusun Timang dijadikan Kampung Pancasila, tujuan yang diinginkan adalah adanya edukasi.

Baca Juga: TANGGAP BENCANA: Kodim 0728/Wonogiri Gelar Pelatihan Penanganan Bencana

“Kami ingin mengedukasi anak muda bahwa nilai-nilai Pancasila adalah nilai luhur yang harus dijalankan dan diamalkan. Shingga menciptakan kehidupan yang tenteram dan damai. Istilahnya, di dalam tempat ibadah kami memakai payung agama. Saat di masyarakat kami memakai payung Pancasila,” kata Suyanto.

Langkah Preventif

Suyanto membantah bahwa alasan pendirian kampung Pancasila di Dusun Timang karena memiliki pengalaman ketidakharmonisan antarumat beragama. Justru, kata dia, penekanan yang diharapkan adalah untuk mengantisipasi intoleransi yang menyebabkan ketidakharmonisan. Hal itu dilakukannya melalui forum rembuk antarumat beragama tingkat dusun yang sudah terbentuk.

“Setiap satu bulan sekali, forum itu mengadakan arisan sambil membentuk program kerja. Di situ nanti bakal membahas program kerja yang bisa dilakukan bersama-sama antarumat beragama. Tapi selain itu juga sekaligus untuk mendeteksi dini paham radikalisme,” ujar Suyanto.

Baca Juga: Sertijab di Korem, Dandim Deni Oktavianto Resmi Bertugas di Wonogiri

Deteksi dini paham-paham intoleran digunakan sebagai upaya preventif. Program pencegahan masuknya paham dari luar itu diklaim Suyanto telah berjalan di Desa Wonokerto jauh sebelum daerah-daerah lain menggalakannya.

“Misalnya ada yang berdakwah keras, maka akan kami stop. Tidak akan kami beri ruang,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif