SOLOPOS.COM - Koordinator Lapangan PSC 119 Kabupaten Sragen, Nur Haryanto, menyiapkan peralatan operator PSC 119 sebelum bertugas, di markas PSC 119 Sragen, pada Jumat (21/4/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SRAGEN — Respons dan penanganan cepat saat terjadi kegawatdaruratan medis sangat penting bagi yang membutuhkan, tak terkecuali saat libur Lebaran. Untuk itu, sukarelawan kemanusiaan harus siaga 24 untuk merespons panggilan tersebut.

Saat libur Lebaran, kegawatdaruratan medis, misalnya kecelakaan, dan lain-lain cenderung meningkat. Hal ini diungkapkan oleh Koordinator Lapangan PSC 119 Kabupaten Sragen, Nur Haryanto.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Kecelakaan dan kegawatdaruratan medis itu sangat meningkat biasanya itu hari hanya satu sampai tiga, sekarang bisa lima hingga sepuluh, otomatis tidak bisa libur,” ujar Nur, saat ditemui Solopos.com, di Markas PSC 119 Kabupaten Sragen, pada Jumat (21/4/2023).

Ia bersama 11 personel PSC 119 lainnya, bersama jejaring puskesmas, dan ambulans gratis dari relawan memilih untuk tidak libur pada momen Lebaran, karena bertugas.

“Kami itu di PSC [Public Safety Center] itu tidak ada liburnya. Kalau yang lain pada libur, kami tidak libur karena di psc PSC [kerja] kami pelayanan kepada masyarakat,” tambah dia.

Untuk berkumpul bersama keluarga saat Lebaran, biasanya antarpersonel sukarelawan membagi waktu sif kerja. Menurut Nur, pihak keluarganya tidak masalah karena ia tidak bisa berkumpul sepenuhnya dengan para kerabat.

“Ahamdulillah tidak [masalah], dari pihak keluarga sudah mengetahui pekerjaan kami seperti ini dan pihak keluarga sangat mendukung sekali,” tambah Nur.

Nur mengaku cenderung menikmati pekerjaannya, karena ia bekerja di bidang kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh orang lain.

Biasanya ia bersama rekannya mendapatkan informasi dari warga, bisa melalui panggilan telepon 119 ataupun Whatsapp, setelah menerima informasi pihaknya kemudian melakukan koordinasi dengan ambulans terdekat, yang memanfaatkan jejaring puskesmas di seluruh Kabupaten Sragen. Mereka bergerak dengan ambulans tersebut lengkap dengan sopir, perawat, dan penunjang lainnya.

Idealnya, dalam merespons laporan kegawatdaruratan medis tersebut butuh waktu maksimal sepuluh menit.

“Karena berhubungan dengan nyawa, jadi harus secepat mungkin dalam menangani korban,” papar Nur.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sragen, Nengah Adnyana Oka Manuaba, mengatakan PSC 119 dikelola pihaknya. Untuk menjawab kebingungan masyarakat dalam mencari fasilitas kesehatan, terutama ambulans gratis, Pemkab Sragen mengembangkan aplikasi PSC 119 Sukowati.

Ketika masyarakat mengalami kejadian kegawat daruratan medis cukup dengan membuka aplikasi tersebut, dan menghubungi pihak PSC 119. Lokasi ambulans terdekat dengan pengguna aplikasi juga bisa dilihat secara realtime. Pengguna juga bisa memantau perjalanan ambulans tersebut seperti halnya memantau ojek online.

Potensi sukarelawan pun sudah dipetakan untuk mendukung pelayanan kesehatan melalui PSC 119 Sukowati ini.

Aplikasi tersebut bisa diunduh melalui ponsel berbasis Android melalui Google Playstore. Masyarakat bisa mendaftar cukup dengan mengisi kolom identitas, email, nomor telepon, serta NIK.

Jadi ia berharap tidak ada lagi orang yang kesulitan mencari faskes ataupun ambulans terdekat. Pasalnya, dalam aplikasi tersebut sudah terdapat titik koordinat, kemudian diarahkan pada Google Maps serta ada kontak yang bisa dihubungi.

Pihaknya menjamin setiap warga di Sragen bisa dengan mudah mengakses layanan kesehatan terutama yang berkaitan dengan kegawat daruratan medis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya