Soloraya
Minggu, 26 Februari 2017 - 13:10 WIB

Panjat Pohon, Kakek-Kakek asal Cepogo Boyolali Tewas Kesetrum

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

Seorang kakek-kakek warga Cepogo, Boyolali, tewas karena kesetrum saat mencari pakan ternak.

Solopos.com, BOYOLALI — Nasib nahas menimpa Gito Prayitno, 60, warga Dukuh Kadisono, Desa Gubuk, Cepogo, Boyolali. Kakek-kakek yang tinggal di RT 005/ RW 002 itu tewas akibat tersengat listrik di sekitar rumahnya, Sabtu (25/2/2017).

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Sabtu (25/2/2017), insiden maut itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Gito kala itu berniat mencari pakan ternak dari dedaunan sengon di sekitar rumahnya.

Melihat dedaunan yang lebat, ia lantas memanjat pohon sengon itu. Setiba di atas, tangannya meraih dahan pohon untuk mengambil dedaunan. Apes, listrik bertegangan tinggi menyetrumnya. Tubuh renta Gito tergetar dan terhuyung-huyung hebat.

Saking kencangnya getaran itu, Gito langsung terpental dan jatuh ke tanah. Melihat kejadian itu, warga bergegas memberikan pertolongan. Gito langsung dibawa ke poliklinik desa (polindes) setempat.

Advertisement

Sayang, maut tak bisa dicegah. Ketika Gito tiba di polindes, nyawanya sudah tak terselamatkan. Tubuhnya membiru. Terdapat sejumlah luka akibat terjatuh dari ketinggian pohon.

Menurut kesaksian warga setempat, Mawardi, Gito terjatuh karena tersengat listrik bertegangan tinggi di sekitar pohon. Salah satu kabel listrik bertegangan tinggi itu diduga menyentuh dahan-dahan pohon. Belakangan baru diketahui ternyata ada kabel yang terkelupas.

Listrik bertegangan tinggi merambat melalui dahan pohon dan menyetrum Gito. “Saat korban mengambil dedaunan itulah, diduga listrik menyengat tubuh korban. Korban langsung terjatuh tak sadarkan diri,” ujarnya kepada Solopos.com, Minggu (26/2/2017).

Advertisement

Keluarga Gito tak bisa berbuat banyak. Mereka mengikhlaskan kepergian Gito. Keluarga juga tak menuntut kepada siapa pun atas kematian anggota keluarga mereka.

“Keluarga sudah ikhlas. Mereka bisa menerimanya sebagai musibah,” ujar Mawardi yang juga tokoh masyarakat Kecamatan Cepogo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif