SOLOPOS.COM - Wisatawan asal Jakarta saat akan terbang menggunakan paralayang di Kemuning, Ngargoyoso Karanganyar namun akhirnya gagal. (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR — Paralayang di Segoro Gunung, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar memakan korban. Seorang wisatawan asal Jakarta alami cedera parah saat gagal terbang menggunakan paralayang. Korban terpaksa mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit karena mengalami gegar otak.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, tragedi paralayang Segoro Gunung terjadi pada Selasa (27/6/2023) lalu. Saat itu rombongan wisatawan asal Jakarta mengisi waktu libur panjang dengan mengunjungi objek wisata Paralayang Segoro Gunung.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Korban bernama Ima Yoanita, 33. Perempuan muda itu datang bersama keluarganya yang ingin memacu adrenalin menaiki paralayang. Korban melakukan penerbangan paralayang terakhir sekitar pukul 16.30 WIB. Namun nahas korban gagal terbang hingga nyungsep dan bagian tubuhnya terbentur bebatuan. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit di Kota Solo.

“Kami datang 13 orang. Kami menginap di vila di Ngargoyoso,” kata suami korban, Basit, ketika dihubungi Solopos.com, Selasa (4/7/2023).

Saat kejadian, Basit mengatakan 13 orang rombongannya semua mencoba paralayang untuk kali pertama. Mereka ingin merasakan sensasi terbang di ketinggian dengan paralayang di Segoro Gunung. Masing-masing orang membayar Rp450.000 untuk sekali terbang. Dari 13 orang ini, hanya istrinya yang gagal terbang.

“Saya, termasuk anak-anak, berhasil terbang. Hanya istri saya yang gagal terbang,” kata dia.

Dia menduga tragedi tersebut terjadi bukan karena faktor cuaca. Sebab, parasutnya sudah bisa mengembang. Hanya di bagian ujung landasan ada batako bertingkat yang membuat korban menabraknya. Korban mengalami luka parah di bagian kepala dan fraktur tulang punggung.

“Istri saya mengalami gegar otak ringan. Bagian dahi ada luka sayat, lutut cedera, dan retak tulang belakang,” lanjut Basit.

Korban hingga kini masih belum bisa berjalan normal dan dalam tahap pemulihan. Pihaknya hanya menyayangkan tidak ada asuransi atas kejadian itu. Padahal paralayang merupakan kegiatan ekstrem yang mestinya ada asuransi yang mengavernya. Dia berharap persoalan ini menjadi perhatian Pemkab Karanganyar.

“Kami heran sekelas kegiatan ekstrem dan biaya tiket yang segitu [Rp450.000 per orang] kenapa tidak ada asuransi,” keluhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya