SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/dok)

Paralayang TOI 2016 di Karanganyar diwarnai insiden cederanya seorang pilot asal Padang.

Solopos.com, KARANGANYAR — Satu pilot paralayang dari Padang, Sumatra Barat cedera saat hendak mendarat di antara pohon teh pada Paragliding Trip Of Indonesia (TOI) 2016 Seri I di Bukit Segorogunung, Ngargoyoso, Karanganyar, Sabtu (21/5/2016).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sementara itu, pilot dari Sumatera Barat, Banten, dan Jawa Barat menduduki peringkat pertama pada perlombaan kategori ketepatan mendarat.

Informasi yang dihimpun solopos.com, pilot itu Suzana atau akrab disapa Susi. Perempuan berusia sekitar 50 tahun itu mengalami cidera tangan kanan. Menurut rekan satu tim, Hery Suseno, Suzana mengalami cidera pada bahu dan pergelangan tangan kanan.

Tulang pergelangan tangan kanan Suzana diduga retak. “Pas mau mendarat itu mendadak tidak ada angin. Padahal jarak tubuh ke tanah tiga meter. Sudah enggak bisa menaikkan parasut. Akhirnya jatuh di antara pohon teh. Posisinya miring ke kanan dan tangan kanan nebak [menahan berat tubuh],” kata Hery saat ditemui solopos.com di sela-sela menunggu giliran terbang, Minggu (22/5/2016).

Menurut Hery, kondisi Suzana membaik. Dia beristirahat di penginapan pada Minggu. Panitia membawa Suzana ke RSUD Karanganyar. Namun, Suzana enggan mendapatkan perawatan lebih lanjut di RSUD Karanganyar. “Mungkin pertimbangan banyak. Minta dirawat di Padang. Tetapi, dokter di sini sudah membalut tangan,” tutur dia.

Hery menyampaikan lokasi Paragliding TOI 2016 Seri I di bukit Segorogunung itu menantang. Tantangan berat pilot adalah kabut, angin, dan cuaca. Pantauan solopos.com, kabut menyelimuti bukit paralayang sehingga pemandangan di bawah bukit tidak terlihat. Saat itu pukul 09.30 WIB. Hujan turun sekitar pukul 11.00 WIB. Padahal, pilot di kelas senior harus menyelesaikan satu kali perlombaan pada Minggu siang itu.
Hery mengaku kewalahan menghadapi kabut, angin, dan cuaca di bukit paralayang. Tetapi, dia juga merasa tertantang.

“Selama penerbangan banyak kabut. Terbang nembus kabut. Anginnya kadang ada, kadang kosong. Kesulitannya pas kosong. Tiba-tiba jatuh itu enggak bisa dihindari. Tetapi pemandangan bagus. Pohon teh itu menguntungkan kami,” tutur dia.

Sementara itu, Sekretaris Panitia Paragliding TOI 2016 Seri I, Adrian Pri Hartanto, membenarkan insiden itu. Susi sudah mendapatkan perawatan di RSUD Karanganyar dan akan melanjutkan perawatan di Padang. Adrian juga menuturkan angin, kabut, dan cuaca menjadi persoalan utama yang harus dihadapi pilot.

“Soal angin, kabut, hujan. Akses jalan dari bukit ke lokasi pendaratan ini becek dan licin. Kami harus pakai sekam untuk mengurangi roda belakang berputar. Itu menghambat,” ujar dia.

Data yang dihimpun solopos.com, pilot tuan rumah, Jawa Tengah, belum mampu menjuarai sejumlah kelas pada Paragliding TOI 2016 Seri I. Pilot dari Sumatera Barat, Banten, dan Jawa Barat menguasai permainan. Juara senior putri diraih Novrica Yanti dari Sumatera Barat. Junior putra pada posisi I dan II diraih pilot Sumatera Barat, Amrulah Tanjung dan Yasto Risman.

Junior putri dimenangkan pilot dari Jawa Barat, Gita Resky. Dua kelas lain, Tandem dan Senior Putra dimenangkan oleh pilot dari Banten. Masing-masing Aris Afriansyah pada kelas tandem dan Risma Supriyadi pada kelas Senior Putra. Sebanyak 160 pilot paralayang dari tiga negara, Indonesia, Malaysia, dan Filiphina berusaha meraih nilai tertinggi pada kategori ketepatan mendarat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya