Soloraya
Senin, 23 Januari 2012 - 15:26 WIB

PARKIR SEKATEN Harus Diawasi Ketat

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO- Pengelolaan parkir di lokasi penyelenggaraan Sekaten Alun-alun Utara Keraton Solo harus diawasi ketat. Hal itu menyusul adanya dualisme pengelolaan yang sangat rawan terjadi pelanggaran tarif, terutama pada hari libur.

Pantauan Espos, terdapat banyak sekali kantong parkir di sekitar lokasi penyelenggaraan Sekaten. Kantong-kantong tersebut memanfaatkan lahan di depan kios, rumah warga dan tepi jalan.

Advertisement

Sebagian ada yang dikelola juru parkir resmi yang mengantongi izin Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo). Hal itu bisa dilihat dari seragam yang mereka pakai dan karcis parkir berlogo Pemkot yang mereka berikan. Sedangkan sebagian lainnya, dikelola secara swadaya oleh masyarakat baik perorangan maupun berkelompok. Karcis parkir mereka buat sendiri dan tarifnya pun mereka tetapkan sendiri. Petugasnya tidak berseragam dan langsung menagih tarif di muka.

Parkir yang dikelola swadaya inilah yang harus diawasi karena mereka bisa menaikkan tarif seenaknya. “Ini mestinya ada pengawasan. Masak parkir sepeda motor Rp3.000, padahal di karcisnya tertulis Rp2.000. Mana karcisnya tidak ada logo Pemkotnya. Seenaknya saja menaikkan tarif,” keluh salah seorang pengunjung Sekaten, Nur, kepada Espos sambil menunjukkan karcis parkirnya, Senin (23/1/2012).

Namun demikian, Nur mengaku tidak bisa memprotes karena saat itu situasi tempat parkir di sudut timur alun-alun itu sedang sangat ramai dan sulit mencari tempat lain. Dia hanya berharap pengelolaan parkir di tempat itu diawasi ketat karena merugikan pengunjung.

Advertisement

Pengelola tempat parkir dimaksud, Wahyu, saat dimintai konfirmasi mengakui parkirnya memang dikelola secara swadaya dan berkelompok. Izinnya pun tidak ke Pemkot melainkan ke pihak keraton. Sedangkan mengenai tarif Rp3.000 untuk sepeda motor sekali parkir, Wahyu mengatakan itu hanya berlaku hari Senin itu karena bersamaan dengan momentum libur Imlek. “Biasanya ya Rp2.000. Tapi ini kan libur Imlek dan beberapa hari kemarin sepi karena hujan terus,” katanya. JIBI/SOLOPOS/Suharsih

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif