Soloraya
Rabu, 2 Oktober 2013 - 01:10 WIB

PARKIR SOLO : Jukir Kota Solo Tuntut Keadilan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi parkir di Solo (Maulana Surya/JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO — Alis Iswarto, 40, berkernyit saat membaca sebuah berita di surat kabar, Selasa (1/10/2013) pagi. Tak berapa lama, lelaki asal Penumping itu geleng-geleng dan melempar koran ke rekan di sampingnya. Suasana di warung makan depan Solo Grand Mal (SGM) itu pun menjadi sedikit riuh. “Wah, kebijakan luar biasa kuwi. Apa pemerintah ora mikir?,” ujar Iswarto dengan nada agak tinggi.

Sehari-hari, Iswarto berprofesi sebagai juru parkir (jukir) di kawasan SGM. Berita tentang pelarangan parkir di tepi Jl. Slamet Riyadi kawasan Gendengan-Ngapeman sontak berefek kepadanya dan ratusan jukir lain. Lelaki yang sudah lima tahun lebih mengais rezeki sebagai jukir ini mengaku pasrah dengan kebijakan Pemkot. “Orang seperti kami ini tidak akan menghalang-halangi keinginan pemerintah. Tapi mbok ya kami juga dipikirke.”

Advertisement

Dari mata pencahariannya, Iswarto bisa mendapat penghasilan bersih Rp50.000 sehari. Meski tak besar, pemasukan itu mampu menyekolahkan kedua anaknya di SD dan SMP. Dia berharap Pemkot memberi solusi jika kebijakan sterilisasi parkir jadi diterapkan Desember.

“Kalau bisa diberi pekerjaan lain atau modal untuk usaha. Kalau sekadar dipindah ke tempat parkir baru saya kurang setuju. Seperti di Sriwedari, apa nanti ada yang mau parkir di sana?,” keluhnya.

Hal senada diutarakan Ahmad, 41. Jukir asal Timuran ini menuntut Pemkot memberi kelanjutan mata pencaharian. Pasalnya, selama ini dia hanya menggantungkan hidup dari profesi jukir.

Advertisement

“Kalau disuruh milih ya penginnya tetap di sini. Seumpama terpaksa pindah ya Pemkot harus memberi ganti yang layak.”

Lebih jauh, Ahmad mengusulkan pemberlakuan UU Lalu Lintas diberlakukan serentak di Jl. Slamet Riyadi agar tidak terjadi kecemburuan. “Harusnya semua kena. Wong tempat saya yang jarang macet saja kena.”

Kepala Dishubkominfo, Yosca Herman Soedrajad, mengaku sudah memikirkan solusi untuk para jukir. Pihaknya siap menempatkan jukir di kantung parkir-kantung parkir baru yang tengah disiapkan. “Kami jamin jukir tidak akan kehilangan pekerjaan. Untuk solusi lain, masih dipikirkan bersama Pak Wali (Wali Kota F.X. Hadi Rudyatmo).”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif