Soloraya
Sabtu, 6 Juni 2020 - 11:36 WIB

Partisipasi Sensus Online BPS di Sukoharjo Cuma 19,68 Persen

Redaksi Solopos  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tampilan laman sensus online BPS, Sabtu (6/6/2020). (bps.go.id)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap tingkat partisipasi atau response rate sensus penduduk (SP) online di Sukoharjo yang berakhir pada 29 Mei 2020 sebanyak 175.790 jiwa atau 19,68 persen.

Kepala BPS Sukoharjo, Ahmad Isbani, mengatakan awalnya, sensus penduduk online dilaksanakan 15 Februari-31 Maret 2020. Waktu pelaksanaan sensus penduduk online diperpanjang hingga 29 Mei 2020 akibat pandemi Covid-19.

Advertisement

Hingga waktu pelaksanaan sensus penduduk online berakhir, jumlah masyarakat Sukoharjo yang merespons sebanyak 175.790 jiwa atau 47.746 keluarga.

Kecelakaan Maut Sragen: Ngontel ke Sawah, Kakek-Kakek Tewas Tertabrak

Advertisement

Kecelakaan Maut Sragen: Ngontel ke Sawah, Kakek-Kakek Tewas Tertabrak

“Metode sensus penduduk online baru kali pertama dilaksanakan di Indonesia. Kami tetap mengapresiasi partisipasi masyarakat di tengah gerusan wabah Covid-19,” kata dia, saat ditemui solopos.com di kantornya, Jumat (5/6/2020).

Isbani menyebut response rate penduduk di Sukoharjo lebih rendah dibanding daerah lain di wilayah Soloraya seperti Boyolali, Kota Solo dan Karanganyar.

Advertisement

Data Covid-19 Sukoharjo: 74 Positif, 1 Kasus Baru di Sukoharjo Kota

Sementara response rate penduduk Jawa Tengah mencapai 9.595.230 atau 27, 62 persen.

“Hanya Kabupaten Boyolali dan Karanganyar yang menunjukkan response rate di atas 50 persen. Hal ini menjadi pekerjaan rumah dan tugas kami untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan sensus penduduk online BPS,” ujar dia.

Advertisement

Selanjutnya, petugas pencacah bakal mendatangi rumah penduduk untuk membagikan kuesioner pada September mendatang.

Sistem Door to Door

Mereka bakal dibantu ketua RT untuk mengecek data penduduk yang telah mengisi kuesioner. Pembagian kuesioner kepada masyarakat menerapkan protoko kesehatan yang dianjurkan pemerintah.

Dikira Meninggal, Wanita Temanggung Ini Ternyata Masih Hidup

Advertisement

Kendati demikian, Isbani masih menunggu instruksi dari BPS Pusat ihwal pengisian kuesioner yang dilakukan petugas pencacah dengan sistem door to door.

“Dengan syarat pandemi Covid-19 sudah berkurang atau bahkan berakhir. Jika kurva pandemi Covid-19 meningkat kami tak mau mengambil risiko karena petugas pencacah terjun langsung ke lapangan,” papar dia.

Sementara itu, seorang warga Desa Pandeyan, Kecamatan Grogol, Sulistyaningrum, mengatakan sudah mengisi kuesioner secara mandiri pada Maret.

Masyarakat hanya mempersiapkan kartu keluarga (KK) dan kartu tanda penduduk (KTP) saat mengisi kuesioner sensus penduduk online BPS.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif