SOLOPOS.COM - Ilus

 Suasana di bagian dalam Pasar Desa Bugel, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo terlihat sepi, Senin (2/9/2013) siang. Los ini terlihat sepi karena sebagian pedagang tidak mau masuk ke dalam pasar. (Dian Dewi Purnamasari/JIBI/Solopos)


Suasana di bagian dalam Pasar Desa Bugel, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo terlihat sepi, Senin (2/9/2013) siang. Los ini terlihat sepi karena sebagian pedagang tidak mau masuk ke dalam pasar. (Dian Dewi Purnamasari/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pedagang los di Pasar Desa Bugel, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo meminta Pemerintah Desa (Pemdes) setempat segera menertibkan pedagang oprokan yang berada di luar pasar. Mereka meminta seluruh pedagang dapat masuk ke dalam los sehingga persaingan usaha lebih sehat.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Salah satu pedagang los, Narno, 47, mengatakan jatah los yang ada di dalam pasar tidak sepenuhnya ditempati pedagang. Sebagian besar pedagang memilih berjualan secara oprokan di luar pasar tepatnya di dekat lokasi parkir. Menurutnya, suasa pasar memang ramai pada pagi hari. Pedagang sayuran dan beberapa kebutuhan terpusat di luar pasar. Akibatnya, penjualan di dalam pasar cukup sepi.

“Banyak pedagang los memilih keluar. Mereka biasanya berjualan pada pagi hari. Kalau sudah siang ya seperti ini, sepi,” tuturnya saat ditemui Solopos.com, Senin (2/9/2013).

Narno mengaku banyaknya pedagang yang berjualan di luar pasar ini membuat persaingan usaha kurang sehat. Ia sebenarnya tidak mempermasalahkan lokasi berjualan tersebut. Namun, ia menyayangkan kondisi los yang sudah disediakan tidak dimanfaatkan. Ia berharap seluruh pedagang dapat masuk ke los sehingga suasana di dalam pasar ikut ramai. Dengan demikian, tidak ada kesenjangan antara satu pedagang dengan pedagang lain karena semua kompak.

“Bagaimana ya? Silakan dilihat kalau pagi hari banyak pedagang di lokasi parkir. Kalau kami berharapnya mereka ditertibkan supaya pedagang yang di dalam ramai.”

72 Kios

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Bugel, Agus Setiyono, mengatakan pihaknya memang berencana menambah jumlah los yang tersedia di dalam pasar. Hal ini dilakukan mengingat banyaknya pedagang oprokan. Ia mengaku di sekitar pasar masih ada lahan yang bisa dibangun untuk sekitar 60 los. Usulan mengenai pembangunan los ini sudah diusulkan ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Bapermades). Kendati demikian, ia belum tahu kapan program ini akan direalisasikan.

“Rencananya kami memang akan menambah los yang ada untuk menampung pedagang. Memang pedagang yang berjualan di pasar desa itu cukup banyak baik dari masyarakat desa Bugel maupun dari luar kota,” jelasnya saat ditemui Solopos.com, Senin.

Menurut Agus, saat ini jumlah kios yang ada di Pasar Bugel ada sebanyak 72 kios, sementara sisanya ada 64 los. Pemilik kios ditarik retribusi senilai Rp1.000/hari sementara pedagang los ditarik Rp500/hari. Pasar yang diresmikan sejak 2007 ini memberikan sumbangan kepada kas desa senilai Rp20 juta/tahun. Pasar ini melayani kebutuhan setidaknya untuk enam desa yakni Bugel, Pandeyan, Pranan, Tegalmade, Karangwuni dan Ngombakan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya