SOLOPOS.COM - Beberapa pedagang membongkar kios-kios yang berada di Pasar Cawas, Senin (16/7/2012). Pembongkaran tersebut dilakukan karena Pasar Cawas akan dipugar dalam waktu dekat. (Arief Setiadi/JIBI/SOLOPOS)


Beberapa pedagang membongkar kios-kios yang berada di Pasar Cawas, Senin (16/7/2012). Pembongkaran tersebut dilakukan karena Pasar Cawas akan dipugar dalam waktu dekat. (Arief Setiadi/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN--Menjelang pemugaran Pasar Cawas , Klaten yang akan dilakukan dalam waktu dekat, para pedagang pasar tersebut sudah mengosongkan pasar sejak Sabtu (14/7/2012). Para pedagang mulai mengemas dagangan mereka untuk dipindahkan di los-los pasar darurat di Lapangan Cawas dan los swadaya di Dusun Noyotrunan, Cawas.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Namun sampai Senin (16/7/2012), beberapa pedagang masih bingung, karena belum mendapatkan los pasar darurat yang dibuat oleh Dinas Pasar Pemkab Klaten. Mereka merasa cemas karena terancam tidak dapat berjualan jika tidak mendapatkan los. Selain itu, para pedagang mengaku tidak sanggup untuk membangun atau menyewa los secara swadaya.

Seperti diungkapkan Kardi, 40, salah seorang pedagang sembako di Pasar Cawas. Dia mengaku bingung harus berjualan di mana, karena dia tidak memesan los swadaya di Noyotrunan, sedangkan untuk los darurat yang disediakan oleh Dinas Pasar sampai Senin kemarin belum dia dapatkan. “Saya bingung mau bagaimana lagi, mau membangun tempat juga tidak punya uang,” kata Kardi kepada Solopos.com, Senin.

Kardi mengaku kecewa dengan Dinas Pasar yang seolah-olah membiarkan pedagang untuk mencari tempat relokasi sendiri. Belum didapatkannya kios jatah dari Dinas Pasar membuat pemasukan dirinya dan para pedagang lainnya berkurang. Sebab, para pedagang belum bisa berjualan seperti biasa. “Sampai kapan kami tidak bisa berjualan, pemasukan utama cuma dari berjualan,” sambung Kardi.

Kekecewaan juga dialami oleh pedagang lain, Bibit, 54. Dirinya sampai saat ini juga belum mendapatkan jatah los di pasar darurat. Bibit mengusulkan agar pemerintah memikirkan tempat relokasi pedagang secara matang dan seluruh pedagang dapat tertampung semua di pasar darurat. “Harusnya los yang dibangun itu sesuai dengan jumlah pedagang, tidak malah seperti ini,” ungkapnya.

Terpaksa Bangun Kios

Berbeda dengan Kardi dan Bibit, pedagang lain, Kelik, 35, mengaku terpaksa membangun kios secara swadaya di dekat lokasi los pasar darurat. Pembangunan kios itu terpaksa dia lakukan karena dirinya tidak mendapatkan jatah dari Dinas Pasar. Menurut Kelik, luas los di pasar darurat sangat kecil dan tidak cukup menampung dagangannya.

Sementara itu, Lurah Pasar Cawas, Sugeng Hermawan, saat ditemui Solopos.com, mengatakan, sampai Senin los pasar darurat yang sudah siap dipakai sebanyak 81 tempat. Dirinya saat ini sedang mengupayakan los susulan. Nantinya los itu akan dipakai untuk menampung para pedagang yang belum mendapatkan los darurat dan belum memesan secara swadaya di Noyotrunan. “Kami akan bangun lagi los susulan. Nanti untuk pedagang yang lain, mungkin sehari sampai dua hari ke depan los siap dipakai,” Kata Sugeng.

Saat disinggung mengenai sedikitnya los yang disediakan oleh Dinas Pasar, Sugeng mengaku tidak bisa menjawab hal tersebut karena Dinas Pasar hanya bertindak sebagai pelaksana.

Dari data yang diperoleh Solopos.com, jumlah pedagang Pasar Cawas sebanyak 400-500 orang. Sementara yang telah pindah ke lokasi los swadaya Noyotrunan sebanyak 200-250 pedagang. Sedangkan 81 pedagang saat ini telah mendapatkan los pasar darurat di lapangan Cawas. Sementara sisanya ada yang belum mendapat los dan ada yang membangun kios secara swadaya di tempat lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya