SOLOPOS.COM - Pedagang Pasar Cuplik Sukoharjo mengecek lokasi berjualan sesuai nomor yang sudah dilberikan di lokasi pasar Selasa (13/12/2022). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri )

Solopos.com, SUKOHARJO – Pedagang Pasar Cuplik Sukoharjo pasrah sebab los yang bakal mereka tempati berukuran lebih kecil usai pasar tradisional itu direvitalisasi.

Pedagang ayam di Pasar Cuplik, Tumini, mengeluhkan perihal luas los yang menyempit sekaligus lokasi yang tak sesuai dengan sebelumnya. “Kan sudah dibagi nomor dulunya saya di depan pintu pas belinya Rp25 juta trus ada yang beli Rp4 juta-Rp5 juta juga dapat besaran yang sama. Padahal dulunya punya mereka los kecil sekarang ukurannya sama dengan yang punya los besar-besar,” terang Tumini saat dijumpai di lokasi pasar Selasa (13/12/2022).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Tumini turut mempermasalahkan pedagang yang awalnya membeli hak pakai los Rp3 juta-Rp4 juta mendapat lokasi yang lebih bagus dibandingkan dengan yang yang membayar lebih mahal. Dia merasa tidak adil dengan penempatan lokasi itu.

“Seperti mbaknya itu ada yang diberi lokasi depan kamar mandi. Pembagian katanya sudah dari sananya tetapi yang didapat berbeda jauh. Ini katanya geser sedikit diciutkan sedikit bayarnya Rp1,5 juta ternyata tidak dikembalikan letaknya seperti semula,” kata Tumini.

Menurutnya lokasi jualan sangat berpengaruh terhadap pendapatan para pedagang. Seperti misalnya ketika di hari biasa dia biasanya berjualan di depan pintu tetapi saat di pasar darurat dia mendapat lokasi di tengah.

Baca Juga: Sidak ke Pasar Gede Solo, Petugas Gabungan Temukan Zat Berbahaya pada Ikan

Dia menyebut jika bukan langganan yang membeli dagangannya saat di pasar darurat, ayamnya tidak akan laku. Padahal jika di depan pintu seperti biasanya peluang pembeli selain pelanggan dapat terjaring.

“Besok kalau saya dapat tempat yang jelek saya pasrah saya akan jualan di jalan saja cari yang ramai bawa meja. Saya tidak mau ambil pusing, lha gimana dulu tempat saya masuk di jalan utama, soalnya jalan itu berpengaruh dengan rezeki,” ujar Tumini.

Sementara pedagang lain Sri Nanik menilai saat ini posisi pasar yang dipisahkan berdasarkan komoditas membuatnya mendapatkan lokasi yang mengecewakan. Sebab dirinya diberi lokasi berhadapan dengan toilet, padahal dia menyebut dirinya telah berjualan sejak awal Pasar Cuplik dibangun.

Baca Juga: Asyik! Akan Ada Car Free Night Lagi pada Perayaan Malam Tahun Baru di Solo

“Sekarang dikumpulkan seperti yang amisan kumpul dengan yang amisan kan kalau dulunya tidak. Saya sudah 30 tahun berjualan di pasar masak malah ditaruh di depan toilet, saya juga jadi setengah kecewa. Padahal saya biasanya bayar Rp25 juta kali dua [los] per tahun,” keluh Sri Nanik.

Sementara penjual buah setempat, Suparni mengatakan zonasi pasar berdasarkan komoditas juga membuatnya terpisah dengan rekan-rekan pedagang di kompleks sebelumnya.

“Katanya sebelum dibongkar nanti akan berkumpul dengan teman-teman [pedagang] lagi tapi ternyata ini berpisah sendiri-sendiri tidak jadi satu. Kalau mau protes juga tidak bisa, ya menerima apa adanya saja, protes juga malah piye nanti,” terang Suparni.

Dia mengatakan besaran los kini hanya sebesar 2 x 2 m sedangkan sebelumnya luas satu los mencapai 2,5 x 2,5 m. Suparni juga mengkoreksi bangunan yang cukup tinggi mengkhawatirkan ketika hujan turun. Sebab menurutnya air hujan akan masuk ke dalam jika tidak ditutup.

Baca Juga: Marak Kasus Terorisme di Sukoharjo, Pakar Hukum UMS Kritisi Langkah Densus 88

Niki yo ra kenek ganggu gugat o [ini juga tidak bisa diganggu gugat] malah kisruh kabeh [semua] nanti. Ya sudah menerima apa adanya saja,” terang warga asal Parangjoro itu.

Sementara bendahara pasar, Sarno mengatakan los pasar mulai bisa digunakan pada 1 Januari 2023. Pembagian los menurutnya telah dibagi pada Senin (12/12/2022) dan tidak ada permasalahan. Meski demikian, dia mengakui para pedagang banyak yang mengeluhkan luas los yang dirasa terlalu kecil.

“Jumlah los yang tersedia 220, ini semua disamaratakan kalau dulunya ada yang punya lebih besar sedikit dan ada yang lebih kecil, sekarang semua sama. Kami juga sudah menyosialisasikan kepada himpunan pedagang pasar [HPP] setiap ada masalah sudah kami sosialisasikan kepada HPP,” kata Sarno.

Baca Juga: Masuki Tahap Akhir Rekrutmen PPK KPU Sukoharjo, 181 Peserta Ikuti Tes Wawancara

Sementara pembagian los menurutnya telah dibagi oleh Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disdagkop UKM) Sukoharjo yang menaungi bidang pasar. Dia membenarkan ke depan penempatan los disesuaikan dengan komoditas misalnya pembagian lahan basah dan kering.

Saat ini seluruh los menurutnya telah dibagikan kepada pedagang, sehingga ke depan pedagang hanya perlu membangun sekat pembatasnya sendiri. Dia mengaku belum mengetahui tindak lanjut dari dinas perihal penutupan sisi atas bangunan untuk menghalau hujan.

Sebab, pihaknya hanya sebagai pengelola. Setiap aspirasi dan masukan pedagang melalui HPP dia menyebut telah disampaikan kepada dinas.

Baca Juga: Masuki Tahap Akhir Rekrutmen PPK KPU Sukoharjo, 181 Peserta Ikuti Tes Wawancara

“Katanya [kios depan] juga akan di bangun, tetapi saya juga belum tahu pasti kapan. Pembangunan akan tetap berjalan, kan kalau tidak dilanjutkan nantinya juga tidak akan bagus [kumuh]. Mudah-mudahan di tahun 2023 sudah bisa dimulai [pembangunan],” harapnya.



Sementara dengan pembangunan pasar tersebut akan ada tiga akses pintu yakni di tengah, timur dan barat. Dia menyebut retribusi pasar masih tetap sama yakni senilai Rp350 per meter, ke depan juga akan diadakan penarikan melalui e-retribusi pasar. “Kalau masalah retribusi untuk di Pasar Cuplik ini sudah sesuai standarnya,” terang Sarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya