SOLOPOS.COM - Alat berat dikerahkan dalam pengerjaan pasar darurat bagi pedagang Pasar Jongke di Lapangan Jegon, Laweyan, Solo, Senin (13/2/2023). Pembangunan pasar darurat bagi pedagang Pasar Jongke memasuki tahap pemerataan lahan dan rabat beton. (Solopos.com/Putut Hartanto)

Solopos.com, SOLO —Pembangunan pasar darurat Jongke di Lapangan Jegon memasuki tahap pemerataan lahan dan rabat beton, pada Selasa (14/2/2023).

Wakil Project Manager CV Kelapa Gading sebagai kontraktor proyek pasar darurat di Lapangan Jegon , Setiyono, mengatakan proyek pembangunan pasar darurat diperkirakan selesai dua bulan lagi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Sekitar satu pekan lalu [proyek dimulai], ini baru pembuatan rabat untuk kios-kiosnya,” jelasnya saat di temui Solopos.com di lokasi proyek, Selasa (14/2/2023).

Setiyono menjelaskan bangunan yang dibuat nanti bersifat sementara. Pasar darurat untuk konsep kiosnya cukup menggunakan dinding-dinding dari triplek dan atap dari galvalum.

“Jadi konsepnya nanti bangunan sementara,” kata dia.

Lapak pedagang akan dibagi menjadi tiga model, yakni kios, los, dan oprokan. Dari tiga model tersebut yang membedakan adalah ukurannya. Sementara dasarannya semua sama-sama, yakni rabat beton.

Mengenai ukuran, lapak model kios mempunyai luas paling besar yakni sekitar 3 meter x 3 meter. Kemudian, lapak model los berukuran 2 meter x 1,5 meter. Sementara paling kecil lapak model oprokan dengan ukuran 1 meter x 1,5 meter.

Setiyono menjelaskan kios yang akan dibangun berjumlah sekitar 71 unit. Los berjumlah 600 unit. Sementara lapak yang oprokan sekitar 172 unit. Totalnya sekitar 800 unit lebih.

Model pasar darurat nantinya punya dasaran rabat beton, yang dilengkapi fasilitas drainase dan kamar mandi. Sementara, sisa lahannya bisa digunakan untuk lahan parkir tidak include proyek. Setiyono menyebutkan luas efektif bangunan totalnya adalah 50 meter x 100 meter.

Sebelumnya, sejumlah pedagang usul agar dipindah ke pasar darurat bisa dilakukan pasca Lebaran. Putri ketua Paguyuban, Mawar Nindita, mewakili Ketua Paguyuban Pedagang, Lasbianto, menjelaskan pendapatan para pedagang jelang hari Lebaran sampai hari H Lebaran bisa mencapai dua tiga kali lipat dari hari-hari biasa.

“Memang kemarin rapat, ada wacana 10 hari sebelum Lebaran pindah ke pasar darurat,” ucap dia saat di temui di Pasar Jongke, Senin (13/2/2023).

Sampai saat ini belum ada keputusan terkait waktu pemindahan dilakukan. Bila dipindahkan, kata Dita, para pedagang khawatir pelanggan mereka jadi bingung lokasi lapak yang baru. Padahal momen Lebaran hanya sekali dalam setahun.

“Kalau pindah kami harus nyari pelanggan baru, babat alas lagi, kalau bisa setelah lebaran,” ujarnya.

Mengenai revitalisasi, Dita mengakui para pedagang sudah menanti lama agar kawasan tersebut mendapat sentuhan dari Pemkot Solo. Menurut dia, kondisi Pasar Jongke memang cukup semrawut dan kurang tertata, becak ataupun kendaraan juga bisa masuk, kemudian fasilitas umumnya kurang memenuhi standard kebersihan. Hanya saja, para pedagang berharap untuk momen pemindahan bisa diundur sedikit waktunya, yakni setelah Lebaran.

Pantauan Solopos.com, sisi paling timur dari Pasar Jongke sudah mulai diratakan menggunakan alat berat. Pemerataan tersebut dilakukan mulai dua pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya