SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo meninjau pedagang Pasar Klewer di kawasan Alun-alun Utara (Alut), Sabtu (31/1/2015). Dalam kunjungan tersebut Gubernur meminta pedagang bersabar dan bangkit dengan kembali berjualan di lokasi yang disediakan Pemkot Solo. (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)
Pasar darurat segera dibangun, namun proses lelang proyek itu terganjal persoalan teknis.
Solopos.com, SOLO – Sejumlah persoalan teknis mengganjal proses lelang pembangunan pasar darurat Pasar Klewer. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo pun masih merampungkan teknis administrasi guna persyaratan lelang pasar darurat.
Kepala Dinas Pengelola Pasar (DPP) Kota Solo, Subagiyo, ketika dijumpai wartawan di Balai Kota Solo, Jumat (6/2/2015), mengatakan ada sejumlah persoalan teknis administrasi yang menghambat pelaksanaan lelang pembangunan pasar darurat, salah satunya persoalan sumber pendanaan pembangunan pasar darurat.
Dia mengatakan dari CSR perusahaan, Pemkot menerima kucuran bantuan Rp8,5 miliar. Sementara dari Pemprov Jateng menerima kucuran dana Rp9,08 miliar, sehingga total dua sumber pendanaan sekitar Rp17,5 miliar.
Padahal, Subagiyo mengatakan pembangunan pasar darurat membutuhkan dana Rp21 miliar. Artinya ada kekurangan dana sekitar Rp3,5 miliar yang ditanggung APBD Kota Solo.
“Dari tiga sumber pendanaan ini, semula kami berpikiran lelang bisa dilakukan satu di DPP. Tapi ternyata dipretel-pretel, bantuan Provinsi turun di BPBD [Badan Penanggulangan Bencana Daerah] karena bencana alam,” kata dia.
Subagiyo juga menambahkan bantuan CSR perusahaan harus dikelola sendiri oleh tim. Pemkot kemudian membentuk tim CSR perusahaan yang akan menangani bantuan CSR.
Saat ini, Pemkot juga masih menunggu permit dari DPRD ihwal penggunaan kas daerah untuk dana pembangunan pasar darurat.
Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo berharap lelang proyek pembangunan pasar darurat bisa segera rampung. Pemkot menargetkan seluruh proses lelang pembangunan pasar darurat selesai akhir bulan ini.