SOLOPOS.COM - Para pedagang bermobil asal Klewer berjualan di Alun-alun Utara Solo. (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Pasar darurat Klewer belum mencapai titik terang. Pemkot Solo dan Raja Solo masih membahas penggunaan Alut. 

Solopos.com, SOLO — Pemkot Solo dan Raja Keraton Solo, Paku Buwono (PB) XIII, dikabarkan telah mencapai kesepakatan ihwal penggunaan Alun-alun Utara (Alut) sebagai lokasi pasar darurat Pasar Klewer.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Nilai kompensasi yang dibayarkan senilai di bawah Rp3 miliar per tahun atau setara dengan hasil appraisal atau penaksiran tim independen.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Minggu (25/1/2015), perwakilan Pemkot dan PB XIII telah menggelar pertemuan untuk finalisasi peminjaman Alut untuk pasar darurat, Sabtu (24/1).

Menurut sumber Solopos.com, Keraton secara institusi sudah menyetujui peminjaman Alut berikut syarat administratif yang menyertainya.

“Informasi dari internal Pemkot, Sinuhun sudah memberi kepastian penggunaan Alut untuk pasar darurat. Tinggal secara resminya saja besok Senin (26/1),” ujarnya saat ditemui Solopos.com di kawasan Alut.

Dirinya mendengar kompensasi yang diberikan Pemkot tak jauh dari angka Rp3 miliar per tahun. Kalaupun ada selisih, menurut dia, nilainya tak terlalu signifikan.

Informasi yang diterima Solopos.com, PB XIII menerima hasil appraisal tim independen untuk menjadi pijakan peminjaman lahan Alut. “Infonya di bawah Rp3 miliar, tapi cuma kurang sedikit,” tutur sumber Solopos.com.

Menurut dia, satu-satunya hal yang masih perlu dibicarakan adalah soal retribusi kios pasar. Keraton disebut masih menuntut jatah penarikan retribusi pada pedagang, sedangkan Pemkot kukuh meminta penggratisan retribusi.

Belum Gamblang

Sementara itu, Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, belum secara gamblang menyatakan kepastian lokasi pasar darurat. Namun, Rudy mengisyaratkan penggunaan Alut sebagai opsi satu-satunya lewat rencana pemaparan hasil tim appraisal Senin.

Dalam pemaparan tersebut, tim hanya akan menyampaikan penaksiran lahan di Alut. “Cuma satu tempat, Alut. Kalau Pamedan (Mangkunegaran) atau Vastenburg enggak tahu saya,” ujarnya.

Wali Kota menyebut hasil penaksiran atas sewa lahan Alut senilai di bawah Rp3 miliar setahun. Pemkot meminjam kawasan sekitar dua tahun hingga rampungnya pembangunan ulang Pasar Klewer.

“Senin saya akan ketemu Sinuhun lagi untuk memastikan. Yang jelas dengan adanya appraisal, Pemkot punya pijakan untuk membayar kompensasi sewa lahan.”

Lebih jauh, Wali Kota sudah mengumpulkan dana sekitar Rp17,5 miliar untuk pembiayaan pasar darurat. Terakhir Bank Jateng dikabarkan membantu sekitar Rp3 miliar.

Diketahui kebutuhan pasar darurat sebesar Rp22 miliar dan Rp6 miliar untuk sewa lahan selama dua tahun. “Kekurangannya nanti diambilkan dari APBD.”

Pejabat Humas Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK), Kusbani, terus mendorong percepatan pembangunan pasar sementara. Menurutnya, kondisi pedagang cenderung menurun secara mental maupun fisik setelah hampir sebulan menunggu kepastian pasar darurat.

“Pedagang sudah betul-betul risau menunggu kejelasan pasar sementara,” ujarnya.

Kusbani membeberkan hanya 20% dari total 1.532 pedagang yang kiosnya terbakar yang sudah kembali berjualan. Mereka menyebar di Pagelaran, taman-taman parkir, menyewa rumah di kawasan Kauman, PGS maupun BTC.

“Mereka yang jualan sebenarnya hanya minoritas. Masih banyak yang menganggur menunggu kepastian,” ujarnya.

Sementara, Kuasa Hukum PB XIII, Ferry Firman Nurwahyu, hingga Minggu petang, belum dapat dikonfirmasi. Adapun KGPH Benowo yang kerap menjadi fasilitator pertemuan PB XIII dengan Pemkot juga belum dapat dimintai keterangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya