Soloraya
Minggu, 11 Januari 2015 - 17:30 WIB

PASAR DARURAT KLEWER : Sepi, Pedagang Klewer di PGS dan BTC Balik Kucing

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebagian pedagang Pasar Klewer berjualan di PGS, Kamis (8/1/2015). (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Pasar darurat Klewer mendesak dibangun. Para pedagang Pasar Klewer yang mencoba peruntungan di PGS dan BTC terpaksa gigit jari karena sepi pembeli.

Solopos.com, SOLO — Sebagian pedagang Pasar Klewer yang menyewa kios di Pusat Grosir Solo (PGS) dan Beteng Trade Center (BTC) mulai meninggalkan lokasi jualannya. Mereka berencana kembali berdagang di kawasan Alun-alun Utara (Alut) lantaran sepi pembeli di kios sewaan.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Minggu (11/1/2014), terdapat 109 pedagang yang sudah menyewa kios di BTC dan 96 pedagang di PGS. Dari jumlah itu, sebagian pedagang memilih kembali berjualan di Alut sebagai pedagang bermobil. Mereka tak memersoalkan hangusnya uang muka sewa kios senilai jutaan.

“Mau gimana lagi. Sudah sepekan jualan tetap sepi. Bahkan pernah sehari enggak laku sama sekali,” ujar Sri Asih, 66, pedagang Pasar Klewer saat ditemui wartawan di Masjid Agung.

Sri menyebut rata-rata bakul langganan kesulitan mencari kiosnya di BTC. Bakul-bakul tersebut akhirnya mengambil barang di pedagang bermobil Klewer di Alut. Sri mengatakan para bakul memertimbangkan kemudahan akses mencari barang. “Kalau enggak pakai telepon-telepon susah. Banyak bakul yang nyasar,” ujar Sri yang berdagang di Klewer sejak namanya masih Slompretan, 47 tahun lalu.

Advertisement

Selain problem akses, anggapan harga kain yang lebih mahal menjadi kendala pedagang Klewer berjualan di PGS dan BTC. Sri mengatakan banyak pembeli yang meragukan harga dagangannya meski ia sudah memberi papan pedagang pindahan Klewer. “Pembeli yang mampir sering nanya, pakai harga Klewer atau BTC? Citra harga kain di sini (BTC) memang cenderung lebih mahal.”

Asih mengaku beruntung sebagian uang mukanya sebesar Rp10 juta dapat ditarik utuh. Sebelumnya, ia menyetor Rp20 juta untuk sewa selama enam bulan. Asih mengatakan sisa dana Rp10 juta masih digunakan untuk menyewa kios di BTC selama tiga bulan. “Namun setelah saya kabarnya sudah ada potongan bagi pedagang yang menarik diri.”

Pejabat Humas Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK), Kusbani, membenarkan banyak pedagang yang mulai meninggalkan kiosnya di PGS dan BTC. Rata-rata pedagang, sebutnya, harus merelakan uang muka jutaan rupiah. Kusbani mengatakan sejumlah pedagang memilih berjualan dengan mobil di Alut. “Bahkan ada yang memberanikan diri nyewa mobil Rp150.000 per hari,” tuturnya.

Advertisement

Kusbani memahami kesulitan pedagang saat berjualan di PGS dan BTC. Di samping persoalan akses dan anggapan harga, karakteristik dua tempat itu lebih lekat dengan pembeli eceran. “Sementara pedagang Klewer mainnya lebih di grosir,” tandas Kusbani.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif