SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Pengelola Pasar (DPP) Solo, Subagyo. (Dok

Kepala Dinas Pengelola Pasar (DPP) Solo, Subagyo. (Dok

SOLO—Tarikan tarif retribusi Pasar Depok siap naik seiring rencana peningkatan kelas pasar menjadi kelas IB. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memberi deadline kepada pedagang segera meninggalkan pasar darurat dan menempati pasar baru paling lambat tanggal 10 Maret mendatang

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pengelola Pasar (DPP) Solo , Subagyo ketika dijumpai wartawan di Balaikota, Kamis (28/2/2013).  Sesuai jadwal, Subagyo mengatakan proses boyongan akan dilaksanakan mulai Senin (4/3/2013).

“Paling lambat tanggal 10 pasar darurat Jl Balekambang sudah bersih. Nanti tinggal menunggu waktu Walikota untuk peresmian pasar.”

Subagyo mengatakan segera melakukan penyesuaian kelas pasar setelah proses pemindahan pedagang dari pasar darurat ke Pasar Depok rampung. Saat ini, Subagyo mengatakan status Pasar Depok masih kelas II dan belum ada kenaikan kelas. Untuk penyesuaian kelas, lanjut dia, dilakukan sesuai dengan keputusan Walikota. “Otomatis kalau pasar beroperasi ada penyesuaian kelas. Sekarang masih proses pemindahan sampai ujicoba dulu,” katanya.

Subagyo mengatakan akan melakukan evaluasi lebih dulu sebelum menaikkan kelas pasar. Kenaikan kelas pasar, lanjut dia, jelas akan mempengaruhi tarikan retribusi pedagang. Besaran tarif retribusi akan naik sesuai dengan tingkat kelas pasarnya. Namun, Subagyo tidak merinci berapa besaran tarif retribusi tersebut.

“Selama di pasar darurat kami hanya menarik karcis nilainya Rp400 per meter per hari.  Nanti kalau sudah masuk pasar ganti retribusi kartu,” imbuhnya.

Menurut Subagyo, yang terpenting aktivitas pasar berjalan lebih dulu. Tercatat ada sebanyak 64 kios dan 226 los di Pasar Depok. Pemkot juga menyediakan selter untuk menampung 49 pedagang non Surat Hak Penempatan (SHP). Mereka merupakan pedagang oprokan dan jalanan.

“Pemindahan harus cepat dilakukan. Kasihan pedagang juga kalau berlama-lama di pasar darurat, selak manuke dimakan tikus. Tapi pindahnya tidak bisa langsung, butuh waktu,” tuturnya.

Salah satu pedagang Ngadimin sebelumnya mengeluhkan dagangan rusak hingga mati dimakan tikus. Akibatnya pedagang rugi puluhan juta rupiah selama menempati pasar darurat. Pihaknya berharap segera menempati los di Pasar Depok yang telah rampung dibangun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya