SOLOPOS.COM - Sejumlah los untuk pedagang burung di kompleks Pasar Gawok ditinggalkan pedagang, Jumat (17/4/2015). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Pasar Gawok Sukoharjo diterpa masalah terkait pedagang burung yang enggan membayar sewa los Rp864.000/tahun.

Solopos.com, SUKOHARJO – Tarif sewa los yang dinilai terlalu mahal membuat puluhan pedagang burung meninggalkan Pasar Gawok di Gatak, Sukoharjo. Mereka enggan membayar uang sewa senilai Rp864.000/tahun.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pantauan di lokasi, Jumat (17/4/2015), sebagian besar los sudah tidak lagi digunakan pedagang burung. Mereka lebih memilih berjualan di pekarangan dan halaman rumah warga di perkampungan sebelah barat pasar.

“Kami sudah berada di sini sejak Selasa [14/4/2015]. Pak Bupati memang memberi deadline pengosongan los pada 22 April. Daripada nanti diuber-uber, lebih baik kami pindah duluan,” jelas Antok, 34, pedagang burung di sela-sela berjualan.

Pria yang akrab disapa Gendut itu menganggap harga sewa senilai Rp864.000/tahun yang dipatok Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sukoharjo terlalu mahal.

Selain itu, los yang ditawarkan kepada pedagang relatif sempit dengan ukuran 2 meter x 2 meter. Atap los itu juga dianggap kurang tinggi sehingga tidak cocok digunakan sebagai gantungan kandang burung.

Sebagai kompensasi atas penggunaan lokasi berjualan di area perkampungan, masing-masing pedagang burung membayar Rp5.000 kepada pengurus RT setempat.

Lurah Pasar Gawok, Ispatmanto, mengakui hanya ada sebagian pedagang burung yang masih menempati los di kompleks pasar. “Saya tidak mungkin mencegah. Itu adalah pilihan mereka yang merasa keberatan dengan harga sewa los,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya