SOLOPOS.COM - Aktivitas jual beli terlihat di los khusus pedagang burung di kompleks Pasar Gawok, Gatak, Sukoharjo, Kamis (26/3/2015). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Pasar Gawok Sukoharjo yang sudah ditempati selama tiga bulan. Pedagang masih saja tak mau membayar uang sewa.

Solopos.com, SUKOHARJO — Puluhan pedagang burung di kompleks Pasar Gawok enggan membayar sewa senilai Rp864.000/tahun kendati sudah tiga bulan menempati los.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Para pedagang tidak takut dengan ancaman Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindagkop) Sukoharjo, A.A. Bambang Haryanto, yang meminta pedagang burung angkat kaki dari los jika tidak mau membayar sewa.

Pantauan Solopos.com, Kamis (26/3/2015), para pedagang masih tetap berjualan di dalam los yang dibangun di kompleks pasar tradisional itu. Para pedagang burung sudah kompak tidak akan membayar sewa los karena dianggap terlalu mahal.

“Kalau saya sih ikut sama keputusan teman-teman. Semuanya sepakat tidak mau bayar karena harga sewanya terlalu mahal,” ucap Basir, salah seorang pedagang pakan burung saat ditemui di lokasi.

Basir mengaku siap angkat kaki dari dalam los jika pengelola pasar menginginkan demikian. Baginya, berjualan di luar pasar sama untungnya dengan berjualan di dalam pasar. “Di dalam atau di luar pasar sama saja. Kami sudah berencana menggunakan lokasi di belakang pasar jika tidak diperkenankan menggunakan los di dalam pasar,” tandasnya.

Hartono, 30, pedagang lainnya mengatakan harga sewa yang ditetapkan memberatkan dirinya. Menurutnya, keuntungan dari pedagang burung tidak seberapa sehingga dia keberatan jika harga sewa los dipatok sebesar itu.

“Pengeluaran pedagang burung itu lebih banyak digunakan untuk membeli pakan. Sekarang harga tiga biji buah pisang saja sudah Rp2.000. Harga ulat mencapai Rp30.000/kg. Harga kroto [telur semut rangrang] mencapai Rp160.000/kg. Kalau burung tidak laku otomatis pengeluaran biaya pakan semakin besar,” terang Hartono.

Lurah Pasar Gawok, Ispatmanto, mengakui belum ada satu pun pedagang burung yang membayar sewa los. Menurutnya, sebetulnya sudah ada beberapa pedagang burung yang berniat membayar sewa los. Namun, pedagang itu urung membayar sewa los setelah mendapat bujuk rayu dari pedagang lain.

“Para pedagang burung sudah kompak tidak ingin membayar sewa los. Sekarang saya masih menunggu keputusan dari Disperindag yang masih berkonsultasi dengan Pak Bupati. Kami belum tahu bagaimana rekomendasi Pak Bupati terkait masalah ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya