SOLOPOS.COM - Bangunan baru Pasar Gedhe Klaten dikonsep ramah lingkungan dan akan memberlakukan larangan merokok di dalam gedung. Foto diambil Senin (22/5/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Proyek pembangunan Pasar Gedhe Klaten sudah rampung. Dengan bangunan baru yang lebih megah, pasar tersebut mengusung konsep green building atau ramah lingkungan dengan sejumlah aturan dan larangan seperti merokok.

Pasar itu dibangun oleh pemerintah pusat dengan anggaran dari APBN. Total alokasi anggarannya secara multiyears sekitar Rp88 miliar. Ada empat zona pada proyek pembangunan pasar itu meliputi dua gedung pasar serta deretan kios di dekat Plasa Klaten dan di antara dua gedung utama.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Proyek pembangunan itu dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) melalui kontraktor pemenang lelang. Pembangunan dimulai sejak Desember 2021 dan selesai pada pertengahan Mei 2023.

“Selesai waktu pelaksanaan dan serah terima pertama dari penyedia ke kami pada 15 Mei 2023,” jelas Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari Kementerian PUPR untuk pembangunan Pasar Gedhe Klaten, Affi Triato, saat ditemui Solopos.com, Sabtu (20/5/2023) siang.

Affi mengatakan Pasar Gedhe menjadi salah satu bangunan pasar yang mengusung konsep green building. Salah satunya yakni penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebagai sumber energi baru terbarukan.

Listrik dari PLTS itu bakal menyokong kebutuhan energi listrik selain dari lisrik PLN. Fasilitas PLTS itu terpasang di atap gedung. “Kapasitasnya 208 kWh. Artinya ketika beban listrik untuk Pasar Gedhe masih di dalam range 208 kWh, masih terkaver semua oleh PLTS. Lebihnya menggunakan PLN,” kata Affi.

Affi menjelaskan Pasar Gedhe Klaten bukan pasar pertama yang menggunakan sumber energi listrik PLTS. Sudah banyak pasar tradisional lainnya yang dibangun dengan konsep green building.

pasar gedhe klaten
Bupati Klaten Sri Mulyani bersama sejumlah pejabat Pemkab Klaten mengecek bagian dalam bangunan baru Pasar Gedhe Klaten, Sabtu (20/5/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Fasilitas lainnya yakni dua gedung pasar tersebut dilengkapi eskalator dan travelator. Untuk gedung A yang menempati kompleks bangunan pasar lama terdapat travelator atau ram berjalan yang menghubungkan antarlantai.

Proteksi Kebakaran

Fasilitas itu dipasang di Pasar Gedhe Klaten untuk memudahkan pedagang maupun pengunjung memindahkan barang mereka dari lantai ke lantai. Sementara di gedung B atau yang menempati lahan eks terminal angkuta dilengkapi eskalator atau tangga berjalan yang menghubungkan antarlantai.

Gedung A dan gedung B terdiri dari tiga lantai dan kedua gedung itu terhubungkan jembatan pada lantai III. Di gedung B terdapat area parkir sepeda motor di lantai III. Affi mengatakan pasar tersebut dilengkapi kamera closed circuit television (CCTV).

Selain itu, gedung dilengkapi sistem proteksi kebakaran yang lengkap mulai dari alarm asap, alarm panas, hidrant box, hingga sistem sprinkler kebakaran. Dengan proteksi kebakaran yang lengkap itu, ada larangan merokok di dalam gedung Pasar Gedhe Klaten.

Papan pengumuman larangan merokok sudah terpasang di beberapa sudut bagian dalam pasar. “Betul, dilarang merokok. Di samping karena proteksi kebakaran, dilarang merokok bagian dari komitmen green building,” kata dia.

Sebelumnya, Bupati Klaten, Sri Mulyani, bersama sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) mengecek pembangunan Pasar Gedhe Klaten, Sabtu siang. “Pasarnya keren, manteb, dan gede banget,” kata Mulyani sembari tertawa saat ditanya kesannya ketika kali pertama masuk kompleks bangunan Pasar Gedhe Klaten.

Mulyani mengatakan kedatangannya ke pasar tersebut untuk mengecek secara langsung kondisi pasar yang berlokasi di dekat Plasa Klaten dan Masjid Raya Klaten itu. Pengecekan itu sekaligus untuk pemetaan rencana penataan pedagang.

Penataan pedagang dilakukan dengan pembagian klaster-klaster pada dua kompleks bangunan utama pasar tersebut. Klaster itu meliputi klaster kuliner, klaster pakaian, klaster sayuran, dan lain-lain.

Mulyani mengatakan 360 unit kios ditambah 16 unit kios kuliner, kemudian los ada 494 unit dan oprokan ada 209 unit. Lokasi parkir sepeda motor yang berada di gedung B lantai III mampu menampung 306 sepeda motor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya