SOLOPOS.COM - Petugas melakukan survei lokasi pasar darurat pedagang Pasar Nguter di Kampung Nguter RT 002/RW 005, Desa Nguter, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, Senin (1/4/2013). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

Petugas melakukan survei lokasi pasar darurat pedagang Pasar Nguter di Kampung Nguter RT 002/RW 005, Desa Nguter, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, Senin (1/4/2013). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

SUKOHARJO — Pedagang Pasar Nguter menolak menempati lokasi pasar darurat di Dukuh Dukuh, Desa Gupit yang diajukan Disperindag Sukoharjo. Pedagang sepakat menunjuk lokasi pasar darurat di Lingkungan Nguter RT 002 dan 003/RW 005, Desa Nguter, Kecamatan Nguter, Sukoharjo yang berdekatan dengan pasar saat ini.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Keputusan itu terungkap pada sosialisasi yang digelar di Balaidesa Nguter, Sukoharjo, 27 Maret.

Ketua RT 002/RW 005 Nguter, Darmanto ditemui Solopos.com di sela-sela menyaksikan petugas melakukan survei lokasi menyatakan, selama ini warganya tak pernah keberatan jalan kampung dipergunakan pasar darurat.

“Kami sempat kaget membaca SOLOPOS yang menyebutkan warga kami menolak pasar darurat. Padahal beberapa kali pertemuan, warga menyatakan tidak masalah jika pedagang pasar menginginkan,” ujarnya.

Dijelaskannya, hasil sosialisasi pada 27 Maret lalu menjadi bukti bahwa pedagang menginginkan lokasi pasar darurat berdekatan dengan pasar saat ini.

“Warga pun mempersilakan dibuat los, kios dan perlengkapan pasar darurat. Kapan akan dibangun kami serahkan pada instansi terkait. Kami hanya mengajak kepada warga kami (Nguter) untuk ikut menjaga keamanan.”

Darmanto menyatakan, dirinya meminta pihak rekanan pembuatan pasar darurat selalu berkoordinasi dengan warga jika ingin membangun lapak.

“Koordinasi diperlukan agar jalan masuk ke rumah warga tidak terhalang. Jalan kampung yang membujur dari utara ke selatan dan dari timur ke barat cukup menampung kios dan los pedagang. Bahkan lahan kosong milik Bu Tukiyem diperbolehkan dijadikan los bumbon.”

Lebih lanjut dijelaskannya, pasar darurat akan menggunakan dua jalan kampung, yakni Jalan Remujung rencananya untuk los dan Jalan Stasiun-Pasar untuk kios. Berdasar pemantauan Solopos.com, tiga orang melakukan survei. Mereka mengukur luas dan panjang lokasi yang akan dipergunakan sebagai pasar darurat.

Di lahan milik Tukiyem diperoleh kendala soal saluran air tanpa gorong. Darmanto menyatakan gorong-gorong saluran akan dibelikan. Lurah Pasar Nguter, Widadi Nugroho menyatakan, sosialisasi telah digelar 27 Maret lalu. Menurutnya, ada tiga lokasi pasar darurat yaitu dekat SMAN Nguter, timur palang kereta api di Dukuh Dukuh, Desa Gupit dan di Nguter dekat pasar.
“Mayoritas pedagang atau 75% pedagang memilih lokasi psar darurat dibangun di Nguter berdekatan dengan lokasi pasar saat ini.”

Dia mengaku belum mengetahui kapan pembangunan pasar darurat namun sudah dilakukan survei. “Saat ini baru dilakukan survei lokasi. Saat ini, ada 491 pedagang di Pasar Nguter.”

Kepala Disperindag Sukoharjo, Sriyono mengatakan, lokasi baru itu dipandang nyaman dan aman karena berada di tengah-tengah lingkungan. Selain itu, kondisi tanah sudah padat sehingga tak khawatir becek jika hujan. Sriyono menyatakan, faktor keamanan menjadi pertimbangan utama untuk membuat alternatif lokasi pasar darurat. Menurutnya, lokasi pertama di dekat sekolah cukup rawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya