SOLOPOS.COM - Gambar desain Pasar Jongke Solo yang akan direvitalisasi mulai tahun ini. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Pembangunan Pasar Jongke, Laweyan, yang masuk 16 program prioritas pembangunan Kota Solo, akan mulai digeber tahun ini. Pasar tersebut rencananya dibangun dengan desain klasik gaya kolonial.

Pengerjaannya dengan skema multiyears atau tahun jamak hingga 2024. Seperti diketahui, pembangunan Pasar Jongke merupakan salah satu program atau titik prioritas pembangunan Solo pada periode pertama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pada 2023 ini Gibran mempunyai 16 program atau titik prioritas pembangunan. “Pasar Jongke ini nantinya menampung pedagang Pasar Jongke dan Pasar Kabangan. Sedangkan lokasi Pasar Kabangan akan dipakai sebagai sentra parkir kawasan Kampung Batik Laweyan,” ujarnya saat diwawancarai Solopos.com, Senin (9/1/2023).

Penuturan senada disampaikan Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Solo, Heru Sunardi, saat diwawancarai melalui telepon, Senin. Menurut Heru, pembangunan Pasar Jongke Solo akan menelan anggaran Rp185 miliar bersumber dari Kementerian PUPR.

“Anggarannya Rp185 miliar. Direncanakan, yang membiayai pembangunan dari Kementerian PUPR. Tahun ini dimulai, dan kelihatannya multiyears, lompat tahun hingga 2024. Kami sudah dikejar-kejar Kementerian ini,” ujarnya.

Heru menjelaskan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan Pasar Jongke sekitar 1,8 hektare, termasuk lahan eks bekas SPBU Jongke yang sudah dibongkar beberapa tahun lalu. Bangunan baru Pasar Jongke diproyeksikan mampu menampung sekitar 1.027 pedagang.

Jumlah itu terdiri 900-an pedagang Pasar Jongke dan 127 pedagang Pasar Kabangan. “Nanti pedagang Pasar Kabangan masuk ke Pasar Jongke yang sudah kami siapkan tempatnya. Nanti ada pengelompokan,” urainya.

Pasar Darurat

Setelah pedagang Pasar Kabangan masuk ke Pasar Jongke Solo, lokasi Pasar Kabangan akan digunakan untuk pusat oleh-oleh dan tempat transit wisatawan Kawasan Kampung Batik Laweyan. Pedagang di situ pun sudah disiapkan.

“Kami kan sudah punya embrio di timur Sungai Jongke. Nanti ditarik dan ditambah dengan pelaku-pelaku usaha baru,” kata dia. Pusat oleh-oleh di kawasan Pasar Kabangan direncanakan bisa menampung 40 pedagang.

Disinggung desain Pasar Jongke, menurut Heru, disesuaikan dengan bangunan-bangunan klasik di Kampung Batik Laweyan. “Konsepnya diselaraskan kawasan Laweyan. Masih kental kesan bangunan era kolonial kan,” tuturnya.

Lebih jauh, Heru menjelaskan pembangunan Pasar Jongke Solo ditargetkan mulai Mei 2023. Sebelum itu, para pedagang harus pindah ke lokasi pasar darurat di Lapangan Jegon, Pajang, yang saat ini masih proses lelang.

Heru memastikan lokasi pasar darurat bagi pedagang Pasar Jongke mencukupi untuk menampung semua pedagang. Bahkan masih ada area khusus untuk parkir kendaraan. “Kami siapkan tempat parkirnya juga,” tandasnya.

Heru mengatakan Pasar Jongke nantinya akan menjadi ikon baru Solo. Pasar ini tidak hanya menjadi tempat jual beli, tapi dilengkapi lembaga keuangan dan pelayanan publik. Sedangkan produk yang dijual tak hanya hasil bumi.

Tapi ada juga produk yang selama ini dijual pedagang di Pasar Kabangan, serta kelompok produk kuliner. “Mas Wali Kota ingin Pasar Jongke tak sekadar pasar, tapi menyediakan lembaga keuangan, dan layanan publik,” urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya