SOLOPOS.COM - Sejumlah pedagang di lantai II Pasar Kadipolo, Solo, tengah menunggu pembeli, Minggu (29/7/2012). Pedagang meminta Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) untuk memperbaiki atap pasar di lantai II yang terbuat dari asbes. Karena pada siang hari, udara terasa panas. (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)


Sejumlah pedagang menunggu pembeli di Pasar Kadipolo Solo lantai II, Minggu (29/7). Pedagang meminta Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) untuk memperbaiki atap pasar di lantai II yang terbuat dari asbes. Karena pada siang hari, udara terasa panas. (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Pedagang Pasar Kadipolo meminta Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) memperbaiki atap lantai II sebagai bagian dari kesepakatan dalam rencana penataan pedagang. Sesuai rencana puluhan pedagang oprokan di pasar itu akan dipindahkan dan ditata di lantai II.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Salah seorang pedagang empon-empon di lantai II Pasar Kadipolo, Ny Harto Mulyono, mengatakan, pada siang hari, udara di lantai II itu terasa panas menyengat karena atapnya yang terbuat dari asbes.  “Kalau siang panas dan gerah. Tapi mau bagaimana lagi?” ujarnya, saat ditemui wartawan di pasar itu, Minggu (29/7/2012).

Ny Harto Mulyono, mengaku tidak keberatan dengan bergabungnya para pedagang oprokan. Namun dia menolak jika posisi tempat jualannya di lantai II itu diusik. Pedagang lainnya, Joko Sutrisno, mengatakan hal senada. Dia meminta penataan pedagang oprokan tidak mengganggu apalagi merugikan pedagang lama.

Lebih dari itu dia meminta kondisi di lantai II itu dibenahi dulu supaya pedagang bisa berjualan dengan nyaman, tidak terganggu udara yang panas. Dengan begitu pembeli juga akan nyaman dan tidak enggan naik ke lantai II.

“Ya kalau tidak diganti atapnya, paling tidak, diberi plafon untuk meredam panas. Di lantai II, terlebih kalau cuaca berganti-ganti, hujan, panas, kepala rasanya mau meledak saking panasnya,” ujar Joko.

Pantauan Solopos.com, keseluruhan lantai II Pasar Kadipolo atapnya memang terbuat dari asbes. Atap itu juga cukup rendah dan tidak ada plafon atau eternit di bawahnya.

Ketua Paguyuban Pedagang Kadipolo Bogasari, Bambang Giyat Suparmanto, mengakui keluhan soal atap sebenarnya sudah muncul sejak lama. Hal itu pula yang diduganya menjadi salah satu sebab pedagang oprokan enggan pindah ke lantai II.  “Mungkin mereka takut panas, tidak ada pembeli yang mau naik. Banyak sekali kok permintaan pedagang. Atap diberi plafon, tangga diperbaiki, lantai diganti keramik, macam-macam,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya