SOLOPOS.COM - Pedagang menggelar dagangan di pasar darurat Klewer. (JIBI/Solopos/dok)

Pasar Klewer saat ini sedang direnovasi menyusul kebakaran beberapa waktu lalu.

Solopos.com, SOLO — Seribuan pedagang Pasar Klewer direncanakan boyongan dari pasar darurat ke pasar baru Februari 2017 mendatang. Pasar baru tak bisa langsung ditempati lantaran Pemkot perlu menyiapkan fasilitas pendukung dan sejumlah penataan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Jumat (19/8/2016), hingga awal Agustus perkembangan pembangunan Pasar Klewer tahap kedua mencapai sekitar 35%. Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, Subagiyo, menargetkan proyek senilai Rp81,8 miliar itu selesai akhir Desember. Meski demikian, dia mengatakan pasar tak bisa serta merta ditempati pedagang.

“Butuh proses administrasi dan penyesuaian bangunan dengan pedagang. Kemungkinan Februari baru bisa masuk pasar,” ujarnya saat ditemui wartawan di Pasar Klewer.

Subagiyo mengatakan ada beberapa fasilitas penunjang pasar dan sejumlah penataan yang perlu disiapkan sebelum aktivitas perdagangan dibuka kembali. Menurut Subagiyo, lantai bawah tanah atau basement pasar direncanakan untuk merelokasi pedagang Klewer sisi timur di samping untuk lahan parkir.

Dengan demikian perlu ada semacam pembatas berupa sekat. Dia menilai keberadaan bakul tak akan mengganggu ketersediaan ruang parkir. “Lahan parkir masih cukup luas,” ujarnya.

Subagiyo mengatakan kepemilikan nomor pokok wajib pajak (NPWP) juga menjadi harga mati bagi pedagang yang akan menempati kios dan los di pasar baru. Hal itu sesuai instruksi Wali Kota F.X. Hadi Rudyatmo yang menginginkan semua bakul Klewer taat pajak. Ada sekitar 1.500 pedagang di pasar tekstil terbesar di Indonesia ini. Sekitar 60% di antaranya belum memiliki NPWP sebagai dasar penyetoran sebagian penghasilan untuk kas negara.

“Sosialisasi akan terus kami gencarkan seiring finalisasi pembangunan pasar. Harapannya semua pedagang segera memiliki NPWP.”

Wakil Ketua Komisi III, Sugeng Riyanto, mengatakan bakal memantau proses peralihan bakul Klewer dari pasar darurat di Alun-alun Kidul Keraton ke pasar baru. Dia mendorong tidak ada kegaduhan dalam proses penempatan los dan kios. “Kami sependapat hal administratif seperti NPWP perlu dimiliki sebelum berdagang,” ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu kepada Solopos.com.

Di APBD Perubahan (APBD-P) 2016, pihaknya mendukung penganggaran untuk sejumlah fasilitas pendukung seperti mekanikal engineering dan genset. Sugeng menyebut dana tambahan untuk Klewer di APBD-P berkisar Rp12,8 miliar.

“Tambahan ini paling besar dibanding proyek lain. Kami minta rekanan serius menggarap proyek,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya