Soloraya
Sabtu, 10 Januari 2015 - 15:15 WIB

PASAR KLEWER TERBAKAR : Dana Pasar Darurat Kurang Rp8,5 Miliar, Pemkot Solo Harapkan CSR

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Besi bekas bangunan Pasar Klewer terbakar dijual, Jumat (9/1/2015). (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Pasar Klewer terbakar akhir tahun 2014 lalu dan kini Pemkot Solo akan membangun pasar darurat.

Solopos.com, SOLO – Pembangunan pasar darurat Pasar Klewer diprediksi menelan dana Rp22,18 miliar. Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) masih kekurangan Rp8,5 miliar untuk merealisasikan pasar darurat tersebut.

Advertisement

Kekurangan dana untuk penanganan setelah musibah Pasar Klewer tersebut diharapkan bisa ditutup dari dana corporate social responsibility (CSR).

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, saat ditemui wartawan di Sekretariat DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Solo, Sabtu (10/1/2015), mengatakan Pemkot menerima daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) dari Gubernur Jawa Tengah, Jumat (9/1/2015) siang.

Dia menyatakan Pemkot menerima DIPA tak terduga dari Provinsi Jateng senilai Rp9,5 miliar. Anggaran bantuan provinsi itu diprioritaskan untuk pembangunan pasar sementara yang direncanakan menelan Rp22,18 miliar.

Advertisement

“Rencana anggaran berubah. Bantuan Gubernur senilai Rp6 miliar tidak jadi digunakan untuk pembangunan pasar sementara. Anggaran itu tetap untuk terminal [Terminal Tirtonadi] karena Pemkot menerima Rp9,5 miliar itu. Saya mau cari CSR dulu,” kata Rudy, sapaan Wali Kota Solo.

Sebelumnya, kekurangan dana pembangunan pasar sementara untuk pedagang Pasar Klewer itu senilai Rp12 miliar. Sumber dana tersebut berasal dari dana CSR Rp4 miliar dan bantuan Gubernur Rp6 milir. Namun, rencana Pemkot berubah. Kebutuhan anggaran pembangunan pasar sementara akan diambilkan dana tak terdua Provinsi Jateng Rp9,5 miliar dan dana CSR Rp4 miliar, sehingga masih kurang Rp8,5 miliar.

Terpisah, Ketua DPRD Solo, Teguh Prakosa, menyatakan sudah menerima surat dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng, Senin (5/1/2015).

Advertisement

“Dari tiga alternatif pasar sementara [Alun-alun Utara, Alun-alun Kidul, dan Benteng Vastenburg], BPCB memberi catatan Alun-alun Kidul yang paling ringan risikonya. BPCB tak mengizinkan areal dalam benteng untuk pasar sementara, tetapi di luar benteng yang diizinkan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif