Soloraya
Kamis, 1 Januari 2015 - 10:45 WIB

PASAR KLEWER TERBAKAR : Pedagang Klewer Emoh Pindah ke 11 Pasar Tradisional

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang masuk Pasar Klewer, Selasa (30/12/2014). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Pasar Klewer terbakar, pedagang menolak direlokasi ke 11 pasar tradisional.

Solopos.com, SOLO — Para pedagang yang menjadi korban kebakaran Pasar Klewer Solo, Sabtu-Minggu (27-28/12/2014) lalu, menolak 11 pasar tradisional yang disiapkan Pemkot Solo sebagai tempat sementara mereka berjualan sebelum pasar darurat selesai dibangun. Setelah Pasar Klewer terbakar, mereka justru berancang-ancang menyewa tempat berdagang di Pasar Cinderamata, Benteng Trade Center (BTC), atau Pusat Grosir Solo (PGS).

Advertisement

Seperti diberitakan Solopos.com, ke-11 pasar tradisiona itu ditawarkan Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo kepada para psdagang korban kebakaran Pasar Klewer Solo sebagai tempat berjualan sementara.

Salah satu pedagang Pasar Klewer, Asri, 40, bersedia menempati pasar tradisional yang disediakan DPP asalkan ada temannya. Pedagang asal Sangkrah itu ingin menempati Pasar Kliwon sebagai alternatif lokasi berjualan sementara sembari menunggu pembangunan pasar darurat rampung. Pasar Kliwon menjadi pilihan Asri karena lokasinya tak jauh dari Pasar Klewer.

“Kalau tidak ada temannya, ya repot sendiri. Pelanggan jadi bingung kalau menempati pasar tradisional itu. Kami berpikir mendingan ke PGS. Tapi sewanya naik berlipat-lipat. Senin (29/12/2014) lalu, sewanya baru Rp15 juta/tahun dan bisa dicicil per bulan. Selasa (30/12/2014), sewanya naik jadi Rp80 juta/tahun. Sekarang [Rabu], sewanya naik lagi menjadi Rp100 juta/tahun,” kata Asri saat dijumpai Solopos.com, Rabu (31/12/2014).

Advertisement

Sisi Timur Tutup
Pedagang lain Pasar Klewer, Umi, 56, bahkan terang-terangan menolak tawaran DPP menempati 11 pasar tradisional. Menurut dia, para pedagang Klewer tidak bisa dipisah-pisahkan karena jenis dagangan mereka sama. Lokasi pasar yang relatif jauh dari Pasar Klewer, kata dia, akan menyulitkan pelanggan. Apalagi Umi mengaku kesulitan mencari pelanggan. Umi lebih memilih berjualan di Pasar Cinderamata bila memungkinkan.

Umi tak rela bila pedagang Pasar Klewer sisi timur tetap diperbolehkan membuka kios mereka. Dia menghendaki semua pedagang Pasar Klewer sisi timur juga senasib sepenanggungan. “Musibah ini harus dirasakan bersama. Sama-sama susahnya. Selama pasar darurat belum selesai dibangun, kami tidak mau pedagang sisi timur yang tidak terbakar diperbolehkan buka kembali,” ujar pedagang asal Sondakan, Laweyan itu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif