Solopos.com, WONOGIRI - Pasar Kota Wonogiri resmi ditutup untuk memutus rantai persebaran Covid-19. Pedagang barang tak tahan lama menjerit karena penutupan Pasar Kota Wonogiri tersebut.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Wonogiri atau Perdasari, Utomo Honru Suryanto, mengatakan penutupan pasar dinilai mendadak. Pasalnya, para pedagang cuma mendengar isu akan ditutup tanpa mengetahui kepastian penutupan dari otoritas.
“Dua jam setelah saya tanya, pengelola mengumumkan pasar akan ditutup mulai Minggu. Jadi pedagang baru mendapat sosialisasi resmi Sabtu siang. Kalau dibilang kecewa ya kecewa. Saya kira kecewa itu manusiawi karena penutupannya mendadak. Pedagang tidak ada persiapan sama sekali,” kata Utomo saat dihubungi Solopos.com, Minggu (26/7/2020).
Prediksi Lawan Gibran di Pilkada Solo, Purnomo: Bajo atau Kotak Kosong
Dampak penutupan mendadak ini dirasakan pedagang, terutama pedagang barang habis pakai atau tak tahan lama, seperti buah-buahan dan kuliner. Ada pedagang pisang yang menangis lama karena telanjur kulak dalam jumlah banyak. Utomo menilai wajar pedagang tersebut menangis karena merasa akan rugi.
Pasalnya, pisang dagangannya pasti akan membusuk karena pasar tutup empat hari. Pedagang buah lainnya juga tak memungkinkan menyimpan seluruh dagangan di kulkas. Tak sedikit pula pedagang kuliner yang telanjur kulak bahan atau dagangan jadi dalam jumlah banyak untuk dijual Minggu.
“Konsumen pun terdampak. Kalau pasar ditutup berarti mereka kalau mau berbelanja mereka harus ke pasar lain yang lokasinya cukup jauh dari Pasar Kota Wonogiri. Pasar ini juga menjadi tempat banyak pedagang eceran kulak dagangan,” imbuh pedagang berbagai bumbu masak itu.
Utomo melanjutkan perwakilan pengurus paguyuban atau pedagang tidak ada yang diajak berkomunikasi terlebih dahulu. Sejak awal kabar berembus hingga SE terbit tidak ada kejelasan dari siapa pun. Pedagang banyak yang bertanya pula mengapa hanya Pasar Kota Wonogiri yang ditutup, sedangkan tempat perbelanjaan lain di sekitar pasar tidak ditutup
Kendati demikian, para pedagang Pasar Kota Wonogiri mematuhi kebijakan Pemkab. Utomo menyebut pedagang menyadari pasar adalah aset Pemkab dan kebijakan tersebut demi kesehatan bersama.
Nongkrong hingga Tengah Malam, Puluhan Orang di Sukoharjo Kena Razia Tim Gabungan
Dia berharap pihak berwenang menyosialisasikan kebijakan kepada pedagang jauh sebelum realisasi apabila ke depan menerapkan kebijakan yang sama di Pasar Kota Wonogiri maupun di pasar lain. Hal itu supaya pedagang mempunyai waktu menyiapkan segala sesuatu sebelum menutup los atau kios.
“Pedagang juga butuh informasi soal ada tidaknya pedagang, konsumen, atau warga lain yang aktif ke pasar yang diduga terinfeksi Covid-19. Kalau tahu, pedagang bisa lebih waspada dan menjaga diri,” ucap Utomo.