Soloraya
Jumat, 21 Oktober 2022 - 19:25 WIB

Pasar Krempyeng Saradan Wonogiri, Upaya Tingkatkan Ekonomi & Tekan Urbanisasi

Luthfi Shobri Marzuqi  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Prosesi Pembukaan Pasar Krempyeng di Desa Saradan, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (15/10/2022). (Istimewa/Raha Menot)

Solopos.com, WONOGIRI — Desa Saradan di Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri, kini memiliki program baru yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat lokal. Program itu dinamakan Pasar Krempyeng, yang diambil dari kata sak krempyengan yang artinya dibuka sebentar lalu bubar.

Pasar Krempyeng resmi dibuka Wakil Bupati (Wabup) Wonogiri, Setyo Sukarno, di Balai Desa Saradan, Sabtu (15/10/2022). Rencananya, pasar itu dijadwalkan buka setiap Sabtu, mulai pukul 15.00 WIB-22.00 WIB.

Advertisement

Program tersebut digagas Karang Taruna dan Kader Digital Desa Cerdas Saradan. Keberadaan Pasar Krempyeng diharapkan dapat meningkatkan perekonomian bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di desa setempat, terutama setelah dihantam pandemi Covid-19.

“Dengan adanya pasar ini perputaran ekonomi meningkat. Selain itu juga sebagai ajang srawung ke seluruh masyarakat agar saling mengenal, mempererat silaturahmi,” kata Ketua Karang Taruna Desa Saradan, Isnanto, kepada Solopos.com, Jumat (21/10/2022).

Advertisement

“Dengan adanya pasar ini perputaran ekonomi meningkat. Selain itu juga sebagai ajang srawung ke seluruh masyarakat agar saling mengenal, mempererat silaturahmi,” kata Ketua Karang Taruna Desa Saradan, Isnanto, kepada Solopos.com, Jumat (21/10/2022).

Program Pasar Krempyeng juga ditujukan menggali potensi seni dan budaya yang ada di tengah-tengah masyarakat Desa Saradan yang saat ini mulai hilang. Pada sisi pengelolaan, program Pasar Krempyeng juga digunakan karang taruna sebagai ajang belajar mengelola organisasi atau event.

Baca Juga: Dukung QRIS di Pasar Tradisional Wonogiri, Diskominfo Jamin Ketersediaan Sinyal

Advertisement

Terdapat 50 stan yang didirikan di Pasar Krempyeng. Ukurannya masing-masing 2 meter x 2 meter. Puluhan stan itu diisi oleh pelaku UMKM lokal di Desa Saradan.

Setiap pelaku UMKM yang ingin menempati stan dikenakan biaya senilai Rp20.000/hari. Hal ini karena stan tersebut menggunakan lampu penerangan dan memiliki sejumlah ornamen untuk hiasan.

Ketika pertama dibuka pada 15 Oktober 2022, Isnanto menyebut panitia Pasar Krempyeng mendapat pemasukan sekitar Rp1 juta dari stan dan Rp1 juta dari biaya parkir.

Advertisement

Baca Juga: Cara Bikin Pindang Kambing, Kuliner Khas di Wonogiri

Selain karena banyak warga yang antusias, Pasar Krempyeng hari itu dimeriahkan dengan pertunjukan seni, yakni gerak tari dolanan bocah dan tari gambyong oleh siswa SDN 1 Saradan. Terdapat pula, penampilan Laras Madya oleh tim kreasi seni Dusun Jati, Desa Saradan.

“Sabtu (22/10/2022) mendatang, gelaran Pasar Krempyeng rencananya dimeriahkan pertunjukan seni tari tradisional dan jaranan,” katanya.

Advertisement

Kader Digital Desa Cerdas Saradan, Kesit Himawan, menambahkan, Pasar Krempyeng digagas bersama antara pihaknya dan karang taruna. Dari sudut pandangnya, Pasar Krempyeng menjadi wadah menggali potensi desa. Keberadaan Pasar Krempyeng juga dapat memicu Desa Saradan menuju Desa Cerdas.

“Desa Cerdas ini program dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi [Kemendesa PDTT]. Pasar Krempyeng menjadi embrio menuju Desa Cerdas tersebut [mengarahkan potensi desa tersebut agar semakin maju dengan mengikuti perkembangan zaman],” ungkap Kesit.

Baca Juga: Masih Sedikit, Jumlah Perusahaan di Wonogiri yang Mempekerjakan Disabilitas

Terpisah, Kepala Desa (Kades) Saradan, Suparjo, mengaku bakal mendukung penuh program Pasar Krempyeng. Hal ini karena program itu berdampak pada peningkatan ekonomi warga lokal, khususnya pelaku UMKM.

Salah satu wujud dukungan Pemerintah Desa Saradan, yakni menggelontorkan dana senilai Rp10 juta yang diambil dari anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes).

“Saat dibuka kemarin, jualannya pada habis. Perputaran uangnya dalam semalam itu saya yakin sekitar Rp40 juta. Kami support terus inovasi anak-anak muda di desa ini. Dengan adanya program seperti ini, saya harap juga dapat mengurangi tingkat urbanisasi karena selama ini banyak yang merantau,” kata Suparjo, Jumat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif