SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pasar Legi Solo (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Pemadaman listrik yang kerap terjadi di Kota Bengawan membuat sejumlah pedagang di Pasar Legi meminta adanya genset di pasar tersebut.

Seorang pedagang, Widati, 53, mengatakan pasar sangat gelap ketika ada pemadaman listrik alias oglangan. Menurutnya kios pasar yang berada di dalam pasar tidak mendapat cahaya dari luar.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Kami sangat bergantung pada listrik, karena di siang hari pun tetap menyalakan lampu. Keadaan pasar sangat gelap apabila listrik mati karena tidak adanya genset sebagai alternatif pemberi energi listrik,” tutur dia saat ditemui , Rabu (15/10/2014).

Widati menambahkan saat ini para pedagang pun ada iuran untuk listrik setiap bulannya. Widati menuturkan satu lampu dikenakan biaya Rp8.000 setiap bulan.

Pedagang lainnya, Ana Martini, 44, menuturkan mayoritas kios Pasar Legi lantai dasar gelap apabila listrik mati. Oleh karena itu ia juga mengharapkan adanya genset yang mampu memberi aliran listrik ketika listrik dari PLN padam.

“Kalau listrik mati ya gelap total, ini kalau listrik nyala saja sudah sepi apalagi gelap,” ujar Ana.

Lurah Pasar Legi, Totok Supriyanto, mengatakan genset memang sangat penting bagi Pasar Legi namun pihaknya belum bisa menjanjikan ada pengadaan genset dalam waktu dekat.

“Kami hanya bisa menunggu dari pemerintah kota mungkin mereka punya prioritas sendiri,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya