Soloraya
Sabtu, 25 Mei 2019 - 12:00 WIB

Pasar Murah Astra di Klaten Diserbu Warga

Redaksi Solopos.com  /  Damar Sri Prakoso  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN – Warga Butuh, Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Klaten, menyerbu gelaran Pasar Murah Astra 2019 di daerah itu, Jumat (24/5/2019). Kegiatan ini guna meningkatkan kesejahteraan warga di Butuh dan sekitarnya selama Ramadan dan menjelang Lebaran.

Berdasarkan pantauan Solopos.com di lapangan, pembagian sembako murah itu dilakukan dengan tertib dan aman. Panitia penyelenggara sudah membagi lokasi pengambilan sembako berdasarkan Rukun Warga (RW). Panitia Pasar Murah Astra 2019 menyediakan 500 paket sembako. Masing-masing paket berisi dua kilogram beras, dua kilogram gula pasir, satu botol sirup, satu tepung, dan dua liter minyak goreng. Di pasaran, paket tersebut dijual Rp100.000. Di Pasar Murah Astra 2019, satu paket tersebut hanya ditukar dengan uang Rp50.000.

Advertisement

Selain bagi-bagi paket sembako, panitia penyelenggara juga menyediakan beras murah sebanyak 500 bungkus. Masing-masing bungkus berisi dua kilogram beras. Per bungkus hanya dibanderol Rp13.000. Padahal harga di pasaran senilai Rp24.000.

“Pasar murah seperti ini sengaja digelar saat Ramadan. Total paket sembako secara nasional di tingkat pusat mencapai 32.000 paket. Bantuan ini sangat tepat sasaran karena diterima warga saat membutuhkan pasokan sembako. Saat Ramadan seperti ini kan kebutuhan warga meningkat. Di Soloraya, lokasinya hanya di sini [Butuh, Sidowarno]. Soalnya di sini ada Kampung Berseri Astra [KBA],” kata Ketua Affiliansi Company Astra (AFFCO), Ernawati Dyah Martanti, saat ditemui Solopos.com, di lokasi, Jumat.

Salah satu warga, Sri Mulyani, 43, mengaku senang. Bantuan sembako tersebut sangat diharapkan warga di saat Ramadan. “Dengan adanya bantuan atau pasar murah ini, kebutuhan pokok, seperti beras sudah tercukupi. Saya pribadi tinggal mencari kebutuhan lauk-pauk dan yang lainnya,” katanya.

Advertisement

Wakil KBA Butuh, Pendi Istakanudin, mengatakan KBA mulai berdiri di kampungnya sejak Agustus 2018. Berbagai kegiatan KBA mencakup bidang kewirausahaan, pendidikan, lingkungan, dan kesehatan. “Dengan adanya KBA ini, kampung kami semakin maju. Kami ingin mengembangkan desa dengan konsep desa wisata wayang kulit. Di desa sini memang dikenal sebagai sentra produksi wayang kulit,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif