Solopos.com, SOLO -- Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Surakarta menggelar pasar murah di Solo untuk mengatasi lonjakan harga sembako khususnya gula pasir. Kegiatan ini dilakukan di dua pasar sekaligus, yakni Pasar Jebres dari 4-6 Maret 2020 dan Pasar Gede 3-6 Maret 2020.
"Kegiatan Pasar Murah TPID Kota Surakarta dalam rangka stabilasasi harga gula. Naiknya harga gula pasir melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp12.500,00 di sejumlah wilayah Surakarta beberapa minggu terakhir," bunyi pengumuman TPID Solo yang diunggah oleh pengelola akun media sosial Instagram @bankindonesiasolo, Selasa (3/3/2020).
Fitu Unggulan Redmi Note 9: Kamera dan Fast Charging
Selain gula pasir, di pasar murah ini juga dijual beras premium dan telur ayam. Adapun harga komoditas sembako yang dijual di pasar murah Solo ini meliputi gula pasir Rp12.500 per kilo, telur ayam Rp22.000 per kilo, dan beras premium Rp10.400 per kg.
Selain gula pasir, di pasar murah ini juga dijual beras premium dan telur ayam. Adapun harga komoditas sembako yang dijual di pasar murah Solo ini meliputi gula pasir Rp12.500 per kilo, telur ayam Rp22.000 per kilo, dan beras premium Rp10.400 per kg.
Harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran. Berdasarkan pantauan Solopos.com di situs hargajateng.org, Rabu (4/3/2020), harga beras premium di Kota Solo berada di angka Rp11.600 per kilo.
Jadwal Pemadaman Listrik di Solo, Sragen, Boyolali & Sukoharjo, Kamis (5/3/2020)
Pasar murah ini merupakan bentuk kehadiran Pemerintah Kota Solo dan Bank Indonesia Solo untuk mengatasi kenaikan komoditas pangan strategi yang naik di pasaran.
Adik Sebut Pria Karanganyar Peneror Syifa Hadju Fans Posesif
AdvertisementView this post on Instagram
Sebelumnya, harga bawang putih di pasar tradisional Kota Solo turun meski belum stabil setelah sempat meroket beberapa waktu lalu. Di pasaran Solo, bawang putih khususnya jenis kating dijual Rp35.000/kilogram hingga Rp38.000/kg dari sebelumnya mencapai Rp60.000/kg.
Kementerian Pertanian menyebut kenaikan harga bawang putih disebabkan kepanikan dari importir dan masyarakat seiring wabah virus corona yang berasal dari Wuhan, China. Adapun saat ini bawang putih kating yang dijual di Indonesia mayoritas diimpor dari China.