SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)--Pasar malam Ngarso Bawono di Kelurahan Bumi, Laweyan, dibuka Sabtu (8/1) malam. Barang yang diperdagangkan di pasar yang berlokasi di sepanjang Jl Kabangan, Bumi, itu antara lain menjual aneka kue tradisional dan batik dengan harga murah.

Meskipun diguyur hujan sejak sore, sejumlah pedagang yang mayoritas adalah warga setempat itu, tetap menggelar dagangannya di bawah tenda. Pembukaan pasar itu sendiri berada di Posko Aspirasi Poppy Dharsono, Jl Kabangan II No 5 dan dihadiri oleh puluhan warga setempat.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Inisiatif untuk membuat pasar malam ini bagus, karena berasal dari masyarakat setempat,” ujar Poppy Dharsono saat pembukaan pasar malam Ngarso Bawono, Sabtu (8/1) malam.

Dengan adanya pasar tersebut, berarti menunjukkan bahwa warga setempat memiliki kemauan untuk mandiri. Dulu, lanjut dia, sekitar abad ke-20 kampung Laweyan berjaya dengan batiknya. Namun sejalan dengan waktu, kampung tersebut makin redup. Tapi saat ini, kampung batik Laweyan mulai menunjukkan kemajuan kembali.

“Setiap orang harus berubah agar tetap bertahan. Nantinya, batik di Laweyan atau Bumi sebisa mungkin bukan hanya dijual di sekitar kawasan itu, tapi juga harus mengglobal,” kata perempuan berkacamata itu.

Ia menyontohkan, dulu anggur Champange hanya dijual di Desa Champange, Prancis. Tapi ketika orang Amerika ada yang membuat minuman fermentasi anggur sebagaimana Champange, orang-orang Prancis mulai kelabakan. Batik Laweyan dan Batik Bumi, terangnya, harus bersatu dan jangan dianggap sebagai pesaing. “Pesaingnya adalah batik Pekalongan, Lasem, Yogjakarta dan sebagainya,” ujarnya.

Selain itu, para pembuat batik di Solo juga tidak boleh menutup diri dengan kemajuan jaman. Ketika saat ini <I>canting<I> bisa digantikan dengan mesin cetak cepat, maka orang Solo juga harus mempelajari itu.

Kota Solo yang memiliki berbagai kekayaan budaya, bisa lebih baik daripada Jogja. Pasalnya, Kota Bengawan tidak kalah dengan Kota Gudeg karena memiliki kekayaan cagar budaya yang sangat banyak. Misalnya, Solo memiliki dua keraton yang tidak dimiliki oleh Jogja. Karena itu, ia sangat mendukung visi dari Pemkot Solo yang ingin mengembangkan pariwisata Solo berbasis kebudayaan.

“Bagi saya, wisata berbasis budaya itu seperti tambang emas. Karena itu, visi ini harus disambut juga oleh warga Solo,” kata Poppy.

Ke depan, Pasar Ngarso Bawono akan dibuka setiap malam Minggu.

fas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya