Soloraya
Senin, 17 September 2012 - 22:40 WIB

PASAR PUCANGSAWIT: Ditinggal Pedagang, Pasar Pucangsawit Terancam Mati

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pasar Pucangsawit, Jebres, Solo. (JIBI/Solopos/Dwi Prasetya)

Pasar Pucangsawit, Jebres, Solo. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SOLO–Pasar Pucangsawit terancam mati menyusul banyaknya pedagang memilih tutup lantaran kondisi pasar sepi.

Advertisement

Sejumlah pedagang yang ditemui Solopos.com, Senin (17/9/2012), mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Solo serius untuk segera mengatasi persoalan di Pasar Pucangsawit. Apalagi mereka khawatir dengan banyaknya pedagang yang memilih tutup tidak berjualan lagi.

“Saya sampai minta tolong ke pedagang lain jangan tutup. Tapi bagaimana lagi mereka di sini buka, namun tidak dapat pendapatan. Pasarnya sepi. Padahal eman-eman bangunane wes apik,” keluh salah satu pedagang Budiari.

Dia mencontohkan seperti kondisi bagian los oprokan di lantai dua. Bagian los oprokan sepi tidak ada pedagang satu pun. Mereka, lanjutnya, satu per satu meninggalkan los oprokan. Begitu pula dengan bagian los daging kini hanya tinggal dua pedagang yang menggelar dagangannya. Sedangkan pedagang lain memilih menutup dagangan lantaran sepinya pasar.

Advertisement

“Los daging tinggal dua pedagang ayam potong saja. Daging sapi atau ikan laut sudah tidak ada. Ini kan parah sekali,” tuturnya.

Dia bersama pedagang lain berharap kondisi Pasar Pucangsawit segera pulih. Sehingga tidak terancam mati ditinggal pedagang yang memilih menutup dagangannya. Pihaknya meminta Pemkot serius mengatasi permasalahan tersebut.

“Kalau ada pedagang yang masuk sini lagi, kami senang. Sekarang pembeli mau ke pasar tambah malas karena yang jual tidak komplit,” tuturnya.

Advertisement

Pedagang lain, Hendra juga mengaku sepinya kondisi Pasar Pucangsawit. Padahal berbagai upaya telah dilakukan pihak pasar untuk meramaikan pasar tersebut. Namun hal itu belum juga mampu menarik pembeli datang ke Pasar Pucangsawit. Selain itu menarik pemilik kios atau los untuk membuka kembali dagangannya.

“Wayangan sudah sampai ruwatan juga dilakukan. Tapi tetap saja sepi,” katanya.

Lurah Pasar Pucangsawit Kayadi mengaku hanya sekitar 30% pedagang yang menggelar dagangannya. Sementara sisanya memilih tutup. Dia menuturkan telah melakukan berbagai upaya untuk menghidupkan Pasar Pucangsawit, termasuk mendatangi pemilik kios untuk membuka dagangannya. Bahkan pihaknya telah melayangkan surat peringatan (SP) pertama bagi pemilik kios yang tidak membuka kiosnya.

“Kami sudah minta mereka buka. Tapi belum juga mau buka. Kami juga sudah menarik pedagang oprokan menempati losnya. Tetap saja tidak mau, sekarang kondisinya kosong,” tukasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif