SOLOPOS.COM - Ratusan pedagang Pasar Nglano mengikuti kirab boyongan pedagang Pasar Nglano dari pasar darurat di Lapangan Ngijo ke Pasar Nglano, Tasikmadu, pada Senin (30/1/2017). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Pasar tradisional Karanganyar, pedagang Pasar Nglano menempati bangunan baru.

Solopos.com, KARANGANYAR — Ratusan pedagang menyelenggarakan Kirab Boyongan Pedagang Pasar Nglano pada Senin (30/1/2017). Pedagang yang perempuan mengenakan kebaya dan jarit sedangkan yang lelaki mengenakan beskap landung maupun baju batik.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Mereka berkumpul di Lapangan Ngijo, Tasikmadu, pukul 06.00 WIB. Para perempuan menggendong tenggok menggunakan selendang sedangkan para lelaki memanggul tampah berisi jajan pasar dan panganan lain.

Rombongan Reog, bujang ganong, dan kuda lumping berada di antara rombongan kirab. Satu gunungan digotong empat lelaki berjalan di belakang rombongan Reog.

Gunungan dari ratusan apam. Apam tersebut dibungkus plastik bening. Selain apam, ada terung dan kacang panjang. Gunungan itu melambangkan doa dan harapan agar pasar yang akan ditempati memberikan rejeki dan berkah yang panjang.

Wakil Bupati Karanganyar, Rohadi Widodo, didampingi sejumlah pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) memimpin rombongan kirab. Mereka berjalan kaki sembari sesekali melambai kepada warga yang mengabadikan momen itu.

Ada juga yang membagikan apam dari gunungan dengan cara dilempar kepada warga yang menonton kirab. Apam masih bisa dimakan karena dibungkus plastik.

“Ada 1.000 buah apam dibagi-bagi. Senang bisa pindah ke pasar yang bagus. Ini lebih bersih, nyaman, enggak bocor kalau hujan dan yang pasti gratis. Enggak bayar,” tutur salah satu pedagang Pasar Nglano, Wagi.

Dia yakin pelanggan tidak akan bingung berbelanja di pasar karena penataan pedagang persis sama seperti sebelum pindah. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) mengelompokkan pedagang sesuai jenis dagangan. Mulai dari los pakaian/aksesori di dekat pintu masuk pasar, kemudian berturut-turut los buah, los snack, los kelontong, los grabadan, los sayuran, dan los daging.

Los daging dibuat menyerupai etalase. Pedagang berjualan di dalam etalase tanpa atap. “Ini kali pertama belanja di sini setelah dibangun. Bersih. Senang saya. Ada bakul langganan. Tempatnya masih sama,” ujar salah satu pembeli dari Suruh, Tasikmadu, Parni, 56.

Sementara itu, Wakil Bupati Karanganyar, Rohadi Widodo, menyampaikan menutup pasar darurat di Lapangan Ngijo mulai Senin. Pedagang lekas mengemas barang dagangan dan membongkar kios.

“Barang-barang milik pedagang silakan dibawa. Yang lain jadi aset pemerintah. Tidak dipungut bayaran untuk menempati los baru. Kami akan bangun lapangan Ngijo dan Matesih Rp500 juta. Jadi bisa untuk olahraga masyarakat,” ujar Rohadi saat ditemui wartawan di sela-sela acara.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya