SOLOPOS.COM - SEPI - Suasana Pasar Penumping terlihat sepi dalam foto yang diambil beberapa waktu lalu. Suasana sepi membuat banyak pedagang yang menutup tempat usaha mereka dan mengembalikan SHP ke pengelola pasar. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

SEPI -- Suasana Pasar Penumping terlihat sepi dalam foto yang diambil beberapa waktu lalu. Suasana sepi membuat banyak pedagang yang menutup tempat usaha mereka dan mengembalikan SHP ke pengelola pasar. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

SOLO – Puluhan Surat Hak Penempatan (SHP) los pedagang di Pasar Penumping dikembalikan ke pengelola pasar. Pengembalian SHP terjadi karena los dan kios sudah tak lagi dipakai, sementara biaya retribusi per hari tetap harus dibayar.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala Pasar Penumping Nur Atika, mengatakan dari 114 los dan dua kios di Pasar Penumping, ada 34 los yang SHP-nya dikembalikan oleh pihak keluarga. Perempuan yang biasa dipanggil Atika ini menjelaskan setelah pengembalian SHP, los yang sebelumnya ditempati sudah menjadi hak pemerintah lagi.

Menurut Atika, pengembalian dilakukan karena dari pihak keluarga tidak ada yang meneruskan pekerjaan orangtua mereka untuk berdagang di Pasar Penumping. Pengelola Pasar sudah membujuk pihak keluarga tidak mengembalikan SHP dan meminta meneruskan berdagang di Pasar Klewer, namun tidak digubris. “Mereka tetep ingin mengembalikan SHP ke pengelola pasar,” ungkapnya.

Ia mengaku sangat menyayangkan pengembalian beberapa SHP itu. Pasalnya, menurut Atika, biaya pembuatan SHP los cukup mahal. Selain itu, berkurangnya los di Pasar Penumping juga mengurangi pemasukan pasar. “Sebenarnya saya sudah menyarankan agar losnya diberikan ke orang lain dulu dari pada langsung dikembalikan,” tutur Atika.

Atika yang baru sebulan menjadi Kepala Pasar Penumping ini mengaku sedang gencar mencari pedagang baru untuk mengisi los di pasar yang ia kelola. Ia rajin mendekati pedagang agar turut memromosikan Pasar Penumping. “Saya promosikan, siapa tahu kalau ada keluarga mereka yang mau masuk ke Pasar Penumping,” terangnya.

Menurut Atika, banyak hal yang menyebabkan berkurangnya jumlah pedagang di pasar tersebut. Salah satunya persaingan pedagang di Pasar Penumping dengan pedagang sayuran keliling. Ia menilai, pedagang sayuran keliling membuat pembeli jarang ke pasar. Hasilnya, penjual pun ogah berjualan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya