Soloraya
Kamis, 21 Juli 2016 - 21:30 WIB

PASAR TRADISIONAL SOLO : Hari Ini, Batas Terakhir Pembongkaran Rumah di Pasar Darurat Rejosari

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pasar tradisional Solo diJebres, Pasar Rejosari ditata pemerintah.

Solopos.com, SOLO – Pemerintah Kelurahan Purwoningratan, Jebres meminta kepada lima kepala keluarga (KK) yang menempati lahan milik negara di lokasi pasar darurat Rejosari untuk segera pindah. Batas terakhir membongkar bangunan rumah pada Jumat (22/7/2016).

Advertisement

Lurah Purwodinigratan, Sri Retno Endah Palupi, mengatakan ada sebanyak lima KK yang menempati lahan milik negara di lokasi pasar darurat Rejosari. Lima keluarga tersebut sudah dikumpulkan Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) di kantor kelurahan untuk segera pindah.

“Mereka semua setuju membongkar rumah dan pindah ke tempat lain dengan syarat diberi uang ganti rugi. Pemkot menyetujui permintaan mereka dengan memberikan uang senilai Rp5 juta per orang,” ujar Retno saat ditemui Solopos.com di kelurahan, Kamis (21/7/2016).

Retno mengatakan setelah menerima ganti rugi diminta segera membongkar rumah. Batas terakhir warga membongkar rumah adalah besok (Jumat). Kalau dalam batas waktu tersebut mereka tidak membongkar bangunan rumah akan dibongkar paksa oleh Satpol PP.

Advertisement

“Kami melakukan pendekatan secara baik-baik kepada mereka karena tanah yang ditempati akan dibangun pasar darurat Rejosari,” kata dia.

Menurut Retno, sampai saat ini masih ada dua rumah yang belum dibongkar pemiliknya. Belum dibongkarnya rumah tersebut mengganggu proses perataan tanah di lokasi yang akan dijadikan pasar darurat.

“Kami meminta kepada warga agar menempati janji membongkar rumah sendiri setelah menerima ganti rugi,” kata dia.

Advertisement

Seorang warga pemilik rumah, Tekno, mengaku butuh waktu lama membongkar rumahnya yang berukuran sekitar 10 meter x 6 meter. Selain itu baru kemarin mendapatkan tempat tinggal sementara di kawasan Sudiroprajan, Jebres
“Saya tidak mungkin membongkar rumah kalau belum mendapatkan tempat tinggal baru. Kami meminta pemkot memberikan toleransi pembongkaran rumah sampai akhir pekan ini,” kata dia.

Sementara itu, Pelaksana Pembangunan Pasar Darurat Rejosari, PT Garuda Baja Indra, Sumadi, mengatakan pembangunan pasar darurat hanya ditergetkan selesai sebulan. Saat ini pembangunan pasar darurat mulai masuk tahapan pembangunan kios dan los.

Ia mengakui msih adanya rumah milik warga yang belum dibongkar di lokasi pasar darurat membuat proses pengerjaan pembangunan kios terhambat. “Kami optimistis pembangunan pasar darurat selesai tepat waktu sesuai perjanjian kontrak,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif