Soloraya
Senin, 10 Agustus 2015 - 21:50 WIB

PASAR TRADISIONAL SOLO : Naik Eskalator Pasar Tanggul, Warga Copot Sandal

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga menaiki eskalator berupa travelator, eskalator yang bukan berupa anak tangga di Pasar Tanggul, Senin (10/8/2015). (Abdul Jalil/JIBI/Solopos)

Pasar tradisional Solo ditata. Salah satunya Pasar Tanggul di Sewu, Solo, dibikin semimodern.

Solopos.com, SOLO — Pasar Tanggul Solo kini bersolek. Penataan pasar tradisional Solo membuat Pasar Tanggul Solo lebih modern.

Advertisement

Pasar tradisional Solo itu kini dilengkapi eskalator berupa travelator. Travelator merupakan eskalator yang bukan berupa anak tangga. Keberadaan eskalator ini menarik minat warga.

Lima bocah berumur sekitar lima tahun dengan ceria bermain naik dan turun menggunakan travelator di Pasar Tanggul, Kelurahan Sewu, Senin (10/8/2015) sekitar pukul 10.00 WIB. Tanpa mengenakan alas kaki, anak-anak tersebut dengan percaya diri berjalan di travelator yang menghubungkan lantai satu dan lantai dua pasar itu.

Advertisement

Lima bocah berumur sekitar lima tahun dengan ceria bermain naik dan turun menggunakan travelator di Pasar Tanggul, Kelurahan Sewu, Senin (10/8/2015) sekitar pukul 10.00 WIB. Tanpa mengenakan alas kaki, anak-anak tersebut dengan percaya diri berjalan di travelator yang menghubungkan lantai satu dan lantai dua pasar itu.

Selain anak-anak, sejumlah pedagang dan pembeli di pasar itu juga menaiki travelator dengan grogi. Sebagian orang lebih memilih naik menggunakan tangga darurat dibandingkan dengan travelator.

Pasar Tanggul yang dibangun Pemkot Solo sebagai pasar semimodern tersebut ternyata belum bisa diimbangi dengan perilaku masyarakat. Pasalnya, masih ada masyarakat yang tidak memerhatikan keselamatan saat menggunkan alat-alat modern seperti travelator.

Advertisement

Seorang pedagang pakaian Pasar Tanggul, Warni, 36, mengatakan masih ada warga yang naik travelator tidak mengenakan alas kaki. Menurut dia, hal itu sangat membahayakan orang tersebut karena saat kakinya masuk di sela-sela travelator.

Selain perilaku masyarakat yang belum sadar keselamatan, anak-anak juga sering menggunakan travelator itu untuk bermain. “Kebanyakan anak-anak pedagang, mereka tidak diawasi orang tuanya, padahal itu sangat membahayakan,” kata dia.

Pasang Alat Pengaman

Advertisement

Lurah Pasar Tanggul, Dwi Prasetyo, mengaku kesulitan untuk menyadarkan warga agar tetap menggunakan alas kaki saat naik travelator. Menurut dia, masih banyak warga yang kurang memerhatikan keselamatan atas dirinya sendiri.

Untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, kata Prasetyo, Pemkot Solo telah memasang alat keamanan atau floor plate switch di empat titik travelator. Alat pengaman ini bertujuan saat terjadi kecelakaan di travelator, alat tersebut langsung menghentikan mesin.

“Kalau travelator tidak dipasangi alat pengaman ini, ketika ada kecelakaan mesin akan terus hidup dan bisa membahayakan orang yang naik alat itu,” kata dia.

Advertisement

Tenaga teknis perawatan travelator Pasar Tanggul, Widarmojo, menyampaikan kebiasaan warga yang tidak mengenakan alas kaki saat naik travelator bisa mengancam keselamatan warga itu. Menurut dia, saat tak memakai alas kaki masuk ke sela-sela travelator bisa membuat kaki patah.

Dia juga mengatakan dalam satu bulan, biasanya sampah yang dihasilkan dari debu dan tanah yang terbawa pengguna travelator mencapai 1 kilogram (kg). “Untuk menggerakkan dua travelator tersebut dibutuhkan daya sebesar 15.000 watt,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif