SOLOPOS.COM - Suasana kios milik pedagang di Pasar Joglo, Kadipiro, Banjarsari, Solo, Rabu (11/11/2015). Pemkot Solo berencana merenovasi pasar tersebut pada awal tahun 2016 mendatang. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Pasar tradisional Solo, Pasar Joglo menjadi kawasan rawan pencurian.

Solopos.com, SOLO–Sejumlah pedagang Pasar Joglo mengeluhkan absennya jaminan keamanan di tempat jualan mereka. Setahun terakhir, pedagang menanggung kerugian belasan juta rupiah akibat kemalingan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Salah seorang pedagang Pasar Joglo, Agus Widiyanto, 46, mengaku tahun ini kios sembako dan rokok miliknya sudah dua kali kemalingan.

“16 Agustus malam kios saya dibobol maling. Kerugian sampai Rp9 juta. Lalu kejadian lagi malam Idul Adha, kerugian sampai Rp10 juta. Yang disasar maling selalu rokok, mi instan, dan minuman,” keluhnya saat ditemui Solopos.com, Senin (14/12/2015) siang.

Agus mengutarakan tak keberatan pasar yang sudah empat tahun menjadi ladangnya mencari nafkah batal direvitalisasi. Dia mengatakan saat ini bakul Pasar Joglo lebih mendesak diberikan tenaga keamanan untuk menjaga pasar ketimbang rehab fisik bangunan.

“Enggak diperbaiki ya enggak apa-apa. Keamanan pasar jauh lebih penting. Saya kalau malam bela-belain jaga malam keliling sendiri mengecek pasar biar tidak kemalingan,” jelas dia.

Keresahan yang sama diutarakan Kismi, 60. Pedagang yang sudah 30 tahun berjualan di Pasar Joglo ini juga mengaku losnya pernah dibobol maling. “Ada dua jeriken minyak goreng digondol maling. Padahal lemari di sini dikunci gembok. Malingnya nekat membobol,” ujarnya.

Menurut Kismi, sudah saatnya pemerintah memberikan perhatian kepada Pasar Joglo. Dia juga tidak berharap pasar direhabilitasi total menjadi bangunan dua lantai.

“Yang penting pasarnya aman. Selama 30 tahun saya di sini, perbaikan baru sekali. Waktu itu mengganti atap seng. Bakul urunan dan dibantu pemerintah. Pasar tidak perlu dibangun ulang. Hla wong cuma kecil. Kasihan pedagang yang kebagian lantai atas,” tuturnya.

Lurah Pasar Joglo, Y.C. Bambang Suharto, mengaku sudah menerima masukan sejumlah pedagang. Dia sudah mengusulkan beberapa fasilitas bagi pedagang namun belum direalisasi.

“Masukan pedagang sudah kami sampaikan. Termasuk ketersediaan listrik, meja, papan nama, dan tirai bambu penahan air hujan. Tapi sampai sekarang belum terealisasi,” jelasnya.

Menurut Bambang, pedagang di tempatnya tak menyoal pembatalan wacana revitasasi pasar. “Mau dibangun mangga, enggak ya mangga. Dari dulu banyak warga yang menyebut pasar ini pasar krempyeng karena mirip pasar darurat. Yang penting retribusi Rp15 juta/tahun nol tunggakan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya