Soloraya
Selasa, 10 Januari 2017 - 03:00 WIB

PASAR TRADISIONAL SOLO : Rp250 Juta Sehari Berputar di Pasar Depok

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung datang di Pasar Burung Depok Solo. (Dok/JIBI/Solopos)

Pasar tradisional Solo, Pasar Depok terus berbenah.

Solopos.com, SOLO — Perputaran uang di Pasar Burung dan Ikan Hias Depok mencapai lebih dari Rp250 juta per hari. Bukan hanya pedagang lokal, pedagang luar daerah pun datang pada hari-hari tertentu.

Advertisement

Pasar Burung dan Ikan Hias Depok merupakan salah satu pasar tradisional yang dimiliki Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Berbagai jenis burung dijual di kompleks pasar burung. Sementara di sisi depan terdapat pusat ikan hias. Pada hari-hari tertentu, seperti hari libur, jumlah pengunjung pasar burung akan meningkat.

Seperti yang terlihat pada Minggu (8/1/2017). Area parkir pasar pun terlihat penuh dengan kendaraan para pengunjung. Namun pada Senin (9/1/2017), kondisinya sedikit lain. Meski masih ada pengunjung namun jumlahnya tidak sebanyak hari sebelumnya.

Pada hari-hari libur, Pasar Burung dan Ikan Hias Depok juga dimanfaatkan para pedagang musiman burung dari daerah lain. “Misalnya dari Bekonang dan Gawok [Sukoharjo] yang pada hari itu di tempatnya tidak ramai, mereka kemudian datang ke Depok. Dari pada mereka berjualan di jalan, maka kami arahkan untuk masuk pasar, sehingga menjadi tambah ramai,” kata Kepala Pasar Burung dan Ikan Hias Depok, Agus Suharto, saat ditemui JIBI/Koran Solo di ruang kerjanya, Senin.

Advertisement

Dia juga mengatakan prospek jual beli di pasar tersebut cukup baik. Dia memperkirakan jumlah perputaran uang setiap hari di pasar itu mencapai Rp250 juta. Jumlah tersebut bisa bertambah ketika ada musim burung tertentu.

“Misalnya saja waktu musim kenari, lovebird dan sebagainya, bisa lebih. Burung-burung yang ada di sini kan juga berasal dari luar daerah,” kata dia.

Namun meski begitu Agus menekankan burung yang dijual di pasar bukan merupakan hewan yang dilindungi. “Kami sudah menekankan sejak awal. Hewan dilindungi tidak boleh dijual. Terkait hal ity kami juga bekerja sama dengan badan konservasi,” kata dia.

Advertisement

Agus menjelaskan saat ini di pasar tersebut terdapat 282 pedagang los, 72 kios dan 140 selter. Sementara itu salah satu penjual burung di pasar tersebut, Nanang, mengatakan bisnis burung masih cukup prospektif.

Setiap bulan jumlah perputaran uang di kiosnya bisa menjapai Rp30. “Untuk perputaran uang di pasar ini menurut saya cukup besar. Bisa ratusan juta rupiah,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif