Pasca bocah 4 tahun tewas di Rusun, Penghuni Rusunawa Semanggi resah

Solo (Espos)--Penghuni Rusunawa Semanggi, Pasar Kliwon, merasa khawatir terhadap keselamatan anggota keluarga mereka utamanya anak-anak, menyusul tewasnya seorang anak di Jakarta yang jatuh dari Rumah susun (Rusun).

Sebagian penghuni rumah susun lantas menyiasati kondisi tersebut dengan menutup jendela menggunakan mesin atau almari. Sebagian penghuni lain berencana memasang teralis secara swadaya. Seperti disampaikan salah seorang penghuni Rusunawa Semanggi, Putut Dewangga, 48, saat ditemui wartawan, Selasa (5/1), di kompleks rumah susun empat lantai tersebut.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Saya langsung tutup jendela dengan alat mesin, biar anak-anak tidak bahaya,” tuturnya yang tinggal di lantai II Rusunawa. Dia mengaku tinggal di rumah nomor tujuh bersama isteri dan tiga anaknya, Fajar, 13; Fauzan, 11, dan Veni Amalia, 5. Menurut dia, tetangga rumahnya di Rusunawa Semanggi ada yang berencana memasang teralis di jendela, demi keselamatan anggota keluarga.

Keluhan senada disampaikan Ny Agus Sutopo, 43, asal Dawung Kulon, Serengan, yang tinggal di Rusunawa Semanggi bersama suami dan dua anaknya yang masih kecil. Namun secara umum dia menilai kondisi bangunan Rusunawa cukup bagus. Sedangkan petugas keamanan Rusunawa, Sukirno, 52, mengungkapkan, sebelumnya terjadi kebocoran atap bangunan sisi timur rumah susun.

Pada bagian lain, Kepala UPTD Rumah Sewa Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo, Toto Jayanto, saat dimintai tanggapan menjelaskan, sejak awal Rusunawa didesain tanpa teralis jendela. Namun dia mengimbau supaya penghuni tidak membuka jendela ukuran besar yang dapat membahayakan anggota keluarga. “Sejak awal sudah saya informasikan bahwa tidak ada teralis jendela,” jelasnya.

Toto menerangkan, penghuni dibolehkan memasang sendiri teralis jendela untuk keamanan. Namun dia mengingatkan, supaya pemasangan teralis tidak merusak atau mengubah sebagian besar bentuk bangunan.

kur