Solopos.com, KARANGANYAR – Kontur geografis di wilayah Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, sebagian merupakan perbukitan. Seperti di Desa Wonorejo dan Desa Beruk, yang memiliki lereng tinggi dan lembah yang dalam.
Warga di sana banyak yang tinggal di atas lereng atau bawahnya. Mereka tinggal secara turun-temurun sehingga sudah akrab dengan kondisi alam di sekitar mereka, termasuk potensi bencana alam tanah longsor. Bukan sekali dua kali bencana tersebut melanda Jatiyoso. Terbaru, tanah longsor terjadi pada Senin (4/4/2022) di Dukuh Blanten Tawang, Desa Wonorejo.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Satu orang meninggal dalam bencana tersebut. Korban bernama Yanto, warga Desa Beruk. Ia terempas tanah longsor saat sedang melintas di jalan dengan sepeda motor berboncengan bersama temannya.
Baca Juga: Banyak Jalur Mudik Rawan Longsor, Dishub Karanganyar Mulai Antisipasi
Jalan yang terkena longsor ini memang berada di lereng bukit di antara tebing serta lembah.Itu bukan jalan satu-satunya dengan kontur demikian. Ada banyak jalan lain yang serupa di desa tersebut.
Situasi itu membuat sebagian penduduk waswas juga jika harus melewati jalan di bawah tebing saat hujan deras mengguyur. Mereka sadar sewaktu-waktu longsor bisa terjadi. Kalau tak hati-hati, bisa saja mereka bernasib seperti Yanto.
Seperti diungkapkan Mukimin, warga RT 003/RW 010, Desa Wonorejo. Ia sering melintasi jalan di bawah tebing dengan berjalan kaki mencari rumput untuk pakan ternaknya. Jika tiba-tiba turun hujan, dan ia harus segera pulang, maka ada kekhawatiran di benak Mukimin. Pasalnya ia harus melintasi jalan yang rawan longsor.
Baca Juga: Setelah Makan 1 Korban Jiwa, Longsor Ancam 4 Rumah di Jatiyoso
“Kalau hujan, saya biasanya lari. Rumput yang saya gendong saya tinggalkan di sak-sake [di sembarang tempat]. Takut kalau kena longsor,” ujarnya saat ditemui Selasa (5/4/2022).
Ia baru akan kembali mengambil rumput itu kalau hujan sudah reda dan situasi dinilai aman. Sedikit berbeda dengan Mukimin, warga lainnya, Agus Salim mengatakan tidak perlu khawatir dengan alam Jatiyoso, yang penting waspada.
“Kondisinya memang begini. Yang penting waspada,” ujarnya.