SOLOPOS.COM - Tenaga Ortotik Prostetik di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso, saat memasangkan tangan palsu atau protesa tangan kiri Narno, 43, warga Jatipurno, Jumat (29/4/2022). (Solopos.com/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI — Narno, 43, warga Dusun Poncol, Desa Jeporo, Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri, menjadi pasien pertama instalasi rehabilitasi medis RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso. Ia secara resmi mendapat protesa tangan atau tangan palsu, Jumat (29/4/2022).

Bantuan itu sekaligus menjadi bantuan termutakhir bagi Narno setelah mendapat berbagai bantuan dari berbagai elemen masyarakat hingga forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forkopimca) setempat. Sang istri, Betik, 33, mengaku bantuan tangan palsu itu didapat secara tiba-tiba.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Dari awal tahu-tahu dikasih informasi perangkat desa. Besoknya [Sabtu 23/4/2022], dijemput mobil Polsek Jatipurno. Diantar ke RSUD Wonogiri untuk diukur lengannya dan dipasangi tangan palsu,” kata Betik saat ditemui Solopos.com, Jumat.

Setelah diukur, lanjutnya, Narno dijanjikan mendapat bantuan tangan palsu di sebelah kanan. Namun, pihak RS sempat kesulitan mencari tangan palsu menyusul stok yang dicari kosong.

“Katanya kan biar tangan kanan bisa buat salaman saat Lebaran. Lantaran stoknya habis, terpaksa tangan kiri dulu,” katanya.

Baca Juga: Narno, Warga Wonogiri yang Tersengat Listrik Dibuatkan Tangan Palsu

Narno yang telah dipasangi tangan palsu di sebelah kiri mengaku masih perlu adaptasi karena belum terbiasa dan belum nyaman.

“Kalau sudah terbiasa nanti bakal nyaman juga,” kata Narno, Jumat.

Seperti diketahui, kedua tangan Narno terpaksa diamputasi akibat kecelakaan kerja yang menimpanya, 6 November 2021 lalu. Waktu itu ia tersengat aliran listrik saat menyelesaikan pekerjaannya di sebelah timur kantor Kecamatan Slogohimo.

Dari peristiwa itu, ia lalu dilarikan ke rumah sakit hingga akhirnya harus menjalani serangkaian operasi. Kedua tangan Narno yang sudah membiru dan menghitam terpaksa diamputasi dokter, Februari lalu.

Baca Juga: Alhamdulillah, Warga Jatipurno yang Tersengat Listrik Banjir Bantuan

Berkoordinasi

Direktur RSUD dr. Soediran Mangun Suamarso, Adhi Darma berkoordinasi dengan Kapolres Wonogiri, AKBP Dydit Dwi Susanto. Adhi Darma menyampaikan RS bisa membuat tangan palsu untuk Narno. Selanjutnya, Narno memperoleh tangan palsu yang diserahkan secara simbolis oleh kapolres.

Adhi Darma mengatakan pemberian bantuan kepada Narno juga menjadi bagian promosi rumah sakit pelat merah mengenalkan ke masyarakat terkait keberadaan unit ortotik prostetik. Unit itu telah dibuka belum lama ini.

“Jadi masyarakat di Kabupaten Wonogiri larinya biar ke sini karena layanan ini baru. Peralatannya baru saja diadakan dan produksi pertamanya untuk Pak Narno. Setelah dibuka, pada saat fitting kemarin [Sabtu], siangnya sudah ada pasien lagi dari Wuryantoro dan Pacitan,” ucapnya saat ditemui wartawan, Jumat (29/4/2022).

Adhi Darma mengatakan masyarakat Wonogiri yang ingin memperoleh pelayanan protesa tangan tak perlu lagi jauh-jauh ke Solo atau daerah lain.

Baca Juga: KISAH TRAGIS : Tolong Tetangga Tersetrum, Pria Wonogiri Ikut Tewas Tersengat Listrik

“Pelayanan ini dapat menggunakan biaya sendiri. Bisa juga menggunakan fasilitas BPJS [baik BPJS ketenagakerjaan maupun kesehatan],” katanya.

Asesmen

Tenaga Ortotik Prostetik di RSUD Wonogiri, Rully Hastria Giri menjelaskan, mengatakan pembuatan protesa tangan melalui sejumlah proses. Pertama melalui asesmen guna mengetahui penyebab kecelakaan dan riwayat penyakit penyerta.

“Setelah itu dikoreksi semuanya apakah murni karena kecelakaan atau yang lain. Kemudian memasuki tahap pengukuran. Fungsinya untuk mengecek hasil casting sama atau tidak. Lalu dicetak gipsnya, dicor, dan dicocokkan dengan hasil pengukuran. Itu semua dilakukan untuk meminimalisir kesalahan,” katanya.

Rully mengatakan bahan protesa tangan yang dimiliki RSUD merupakan bahan yang sudah jadi (pesanan). Namun pada fitting lengannya dibikin melalui proses gips yang diproduksinya sendiri. Biaya yang dikeluarkan satu kali pemasangan senilai Rp3 juta.

Baca Juga: Colokkan Ranting ke Stop Kontak, Bocah 6 Tahun di Wonogiri Meninggal

“Biaya mahal itu karena bahannya saja, senilai Rp2 juta. Sisanya itu biaya sarana prasarana [sarpras], tenaga, dan bahan habis pakai. Jadi totalnya sekitar Rp3 juta,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya