SOLOPOS.COM - Wakil Ketua Persatuan Sopir Truk Indonesia (PSTI) Klaten, Ardian, saat berswafoto di pos polisi di dekat Masjid Agung Al Aqsha Klaten, Kamis (31/5/2022) malam. Ardian menemukan Meyda Tiara Kusuma Wardani, 16, seorang remaja perempuan Wonogiri yang hilang hampir setahun lalu di SPBU di Klaten. (Istimewa)

Solopos.com, wonogiriPersaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Wonogiri telah memecat Nurhayadi dari keanggotaan organisasi tersebut sekitar tujuh hari setelah yang bersangkutan menghilang bersama Meyda, remaja Wonogiri. Nurhayadi dinilai telah melanggar kode etik oleh PSHT Cabang Wonogiri.

Hal itu diungkapkan Ketua PSHT Cabang Wonogiri, Joko Priyanto, saat dihubungi Solopos.com, Kamis (7/4/2022). Sebagaimana diketahui, nama Nurhayadi belakangan ini diperbincangkan banyak orang karena disebut-sebut menjadi tokoh utama atas hilangnya remaja Wonogiri setahun lalu yang kini telah ketemu, Meyda Tiara Kusuma Wardani, 16. Hingga kini keberadaan Nurhayadi masih misterius.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Surat pemberhentian Nurhayadi sudah dibuat sejak tujuh hari setelah kabar menghilangnya Meyda bersama guru silat tersebut. Isi suratnya, Nurhayadi diberhentikan dari segala kegiatan, baik dalam kepengurusan maupun sebagai anggota. Hal itu karena Nurhayadi dengan jelas telah melanggar kode etik organisasi.

Baca Juga: Didikan Keras Ayah Bikin Meyda Wonogiri Menghilang, Salah Pola Asuh?

“Kami beri sanksi agar ada efek jera,” imbuhnya.

Jauh sebelum memberhentikan status keanggotaan Nurhayadi, PSHT Cabang Wonogiri sudah memberikan peringatan beberapa kali kepada yang bersangkutan. Hal itu termasuk saat Nurhayadi bersama 20 murid silatnya mendatangi rumah ayah Meyda, Gatot Subroto untuk meminta klarifikasi.

Begitu menerima informasi Nurhayadi dan Meyda pergi berdua dan menghilang tak ada kabar, seketika itu pula ketua PSHT Cabang Wonogiri memberhentikan Nurhayadi dari status keanggotaan.

Baca Juga: Pelacakan Guru Silat Meyda Remaja Wonogiri hingga Cek Nomor Rekening

“Mengapa demikian? Kalau tidak diberhentikan nanti khawatirnya pergi ke cabang lain, mengklaim sebagai anggota PSHT dan melakukan perbuatan yang sama lagi. Itu kan berbahaya,” katanya.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, diperoleh beberapa keterangan tentang sosok Nurhayadi. Pertama, aktivitas sehari-hari Nurhayadi ialah mengurusi latihan pencak silat. Di luar melatih silat, ia tak memiliki pekerjaan apa pun. Kedua, sebelum menghilang bersama Meyda setahun lalu, Nurhayadi telah memiliki dua istri.

“Dari istri pertama itu sebenarnya sudah mempunyai anak perempuan, usianya sebaya dengan Meyda. Sedangkan dari istri kedua juga sudah menghasilkan anak kecil. Kini sang istri kedua tinggal di Kecamatan Girimarto,” kata Kanitreskrim Polsek Sidoharjo, Aipda Sanusi, mewakili Kapolsek Sidoharjo, AKP Karjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya