SOLOPOS.COM - Petugas Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Klaten mengecek kondisi daging di salah satu pasar tradisional, Rabu (15/3/2023). (Istimewa/dokumentasi DKPP Klaten)

Solopos.com, KLATEN — Tim dari Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten mendatangi dua pasar tradisional untuk mengecek dan melakukan pengawasan penjualan daging dan produk hewan menjelang Ramadan.

Pengecekan dilakukan di delapan pasar tradisional, di antaranya Pasar Srago dan pasar darurat Pasar Gedhe Klaten, Rabu (15/3/2023). Petugas mengecek kadar pH serta pengecekan kandungan formalin serta kemungkinan daging sapi maupun ayam direndam air.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Dari hasil pemeriksaan hari ini tidak ditemukan daging dengan kandungan formalin serta direndam air. Hasilnya daging yang dijual kondisinya aman untuk dikonsumsi, sehat, dan halal,” kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Klaten, Triyanto, saat ditemui wartawan seusai pengecekan penjualan daging.

Bahkan kasus lumpy skin disease atau LSD pada ternak yang sempat menjangkiti ternak tak mempengaruhi kualitas daging sapi yang dijual di pasar. “Daging sapi yang beredar di pasaran alhamdulillah aman [sehat dan layak dikonsumsi],” imbuhnya.

Triyanto menjelaskan pengecekan bakal terus dilakukan tim dari DKPP menjelang Ramadan hingga Idulfitri mendatang. “Tujuannya untuk mewujudkan kenyamanan konsumen ketika berbelanja daging,” jelas dia.

Soal harga daging, Triyanto mengatakan belum menunjukkan tren kenaikan alias masih stabil. Penjualan dan harga daging sapi di pasaran Klaten juga disebut tak terpengaruh merebaknya penyakit LSD yang menjangkiti ternak. Harga daging sapi berkualitas bagus sekitar Rp125.000 per kg.

Sementara itu, salah satu pedagang daging sapi di pasar darurat Pasar Gedhe Klaten, Heri, 49, menjelaskan harga daging sapi saat ini masih stabil. Harga daging sapi berkualitas bagus berkisar Rp120.000 per kg hingga Rp125.000 per kg.

“Kalau kenaikan belum ada tren kenaikan. Biasanya harga daging itu naik saat menjelang Lebaran. Setelah itu normal lagi,” kata dia. Heri juga menjelaskan kasus LSD pada ternak sapi tidak memengaruhi harga daging.

Hanya pembeli berkurang. “Sebelum ramai LSD, dalam sehari rata-rata menjual 40 kg. Setelah ada kasus LSD berkurang sampai 25 persen. Tetapi ini ada kenaikan lagi. Mungkin menjelang Puasa,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya