Soloraya
Jumat, 2 September 2022 - 21:03 WIB

Pasutri Ini Resmi Sekantor sebagai Kades dan Sekdes di Taskombang Klaten

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kades Taskombang, Aris Sumarno, dan istrinya, Martanti Utami, yang kini menjabat Sekdes Taskombang, berfoto seusai pelantikan perangkat desa, Jumat (2/9/2022) sore. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Sebanyak dua calon perangkat desa terpilih hasil seleksi di Desa Taskombang, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten dilantik dan diambil sumpah janji sebagai perangkat desa oleh Kepala Desa (Kades) Taskombang, Aris Sumarno, Jumat (2/9/2022) sore. Salah satu calon perangkat desa terpilih itu, yakni istri Kades setempat.

Kedua calon perangkat desa terpilih masing-masing Bondan Murpratama di posisi Kadus IV dan Martanti Utami di posisi Sekretaris Desa (Sekdes). Kedua peserta seleksi perangkat desa itu secara sah diangkat menjadi perangkat desa setelah menerima SK pengangkatan.

Advertisement

Martanti Utami merupakan istri Kelapa Desa Taskombang, Aris Sumarno. Alhasil, Martanti Utami dilantik suaminya sendiri menduduki jabatan Sekdes.

Utami mengatakan dia memberanikan diri ikut seleksi pengisian perangkat desa setelah ada dorongan kuat dari para Kader PKK. Ibu-ibu kader itu mengingingkan ada sosok perangkat desa dari kaum perempuan. Pasalnya, selama ini posisi perangkat desa diisi kaum laki-laki.

Awalnya, Utami sempat ragu-ragu mendaftarkan diri ikut seleksi pengisian perangkat desa. Keraguan itu tak lain lantaran dia khawatir ada pandangan miring dari warga. Namun, dia membulatkan tekad ikut mendaftar setelah terus didorong kader PKK.

Advertisement

Baca Juga: Inilah Deretan Pemuda Harapan Desa di Klaten, Jadi Perdes Hasil Tes Serentak

“Awalnya juga agak gimana gitu. Tetapi, bismillah saja. Semoga berhasil. Niat saya baik, ingin memajukan Taskombang termasuk kader PKK dan Posyandu,” kata Utami.

Utami mengatakan dia belajar sendiri untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian perangkat desa. Seusai mengajar di PAUD, Utami kerap memanfaatkan waktu di gedung PAUD untuk belajar.

“Jadi selain membawa buku administrasi sekolah, ketika menghadapi tes perangkat desa kemarin saya membawa buku-buku seperti UUD 1945, UU desa, dan Kewarganegaraan,” jelas ibu dua anak itu.

Advertisement

Utami juga bertanya ke perangkat desa di Taskombang yang mengikuti tes seleksi perangkat desa. Ketika di rumah, dia manfaatkan waktu untuk belajar selepas anak-anaknya tidur.

Baca Juga: Pelantikan Perdes Hasil Tes di Planggu Klaten Diwarnai Aksi Protes Warga

Saat tes asesmen sosial kultural dengan tim asesor dari perguruan tinggi penyelenggara tes dan Kades, Utami mengaku merasa degdegan.

“Saya menganggap Pak Kades [yang menjadi salah satu asesor] bukan suami saya tetapi sebagai salah satu penguji saya. Saat diminta pidato menggunakan bahasa Jawa, sempat agak grogi,” kata lulusan S1 Fisipol UGM tersebut.

Advertisement

Setelah terpilih menjadi Sekdes, Utami segera beradaptasi dengan amanah yang diberikan kepadanya. Dia segera meminta bimbingan ke perangkat desa lainnya termasuk Kades.

“Insyaallah saya akan bekerja sesuai tuposki saya untuk memajukan desa Taskombang,” kata Utami.

Baca Juga: Marak Aksi Protes Hasil Tes Perangkat Desa di Klaten, Polres Terima 3 Laporan

Utami mengaku tak bosan jika di kantor dan di rumah bertemu dengan suaminya. Soal berangkat dan pulang dari kantor desa, Utami mengatakan dia dan suaminya berangkat sendiri-sendiri.

Advertisement

“Kami sudah terbiasa berangkat kerja sendiri-sendiri,” jelas dia.

Kepala Desa (Kades) Taskombang, Aris Sumarno, mengatakan akan memposisikan Sekdes seperti perangkat desa lainnya. Jika melakukan kesalahan, Aris tak segan-segan menegur.

“Seperti perangkat desa yang lain, kalau ada prestasi tentu akan ada reward,” ungkap dia.

Baca Juga: Diprotes, Pelantikan Perdes Hasil Tes di Sembung-Brangkal Klaten Jalan Terus

Saat istrinya berniat mendaftarkan diri menjadi perangkat desa, Aris mengaku cukup berat memberikan izin. Dia harus berdiskusi lama dengan istrinya.

Lantaran banyak dukungan dari warga terutama kader PKK agar Utami mendaftarkan diri menjadi perangkat desa, Aris lantas memberikan izin.

Advertisement

“Sesuai Perbup, semua warga negara memiliki hak mendaftar. Kalau saya menghalangi, saya juga keliru. Sebelumnya ketika mau menjadi KPPS, Panwas, dan lainnya saya melarang. Apalagi ini posisi Sekdes, posisi yang strategis di desa. Sekdes itu harus mengerti apa yang diinginkan Kades,” kata dia.

Aris mengatakan istrinya belajar sendiri menghadapi seleksi perangkat desa. Aris tak memiliki bocoran soal termasuk tes asesmen sosial kultural. Pasalnya, materi ujian sepenuhnya dibuat oleh perguruan tinggi mitra kerja TP3D.

Baca Juga: Protes Sana-Sini, Giliran Kantor Kecamatan Pedan Digeruduk Peserta Perdes

“Saya sendiri tidak tahu soal-soal yang akan diujikan. Saat tes asesmen, saya sendiri baru tahu saat hari tes dilaksanakan. Jadi, soal itu semuanya menjadi kewenangan perguruan tinggi. Saat menilai, saya menilai sesuai dengan kemampuan masing-masing. Semuanya sesuai dengan Perbup,” kata Aris.

Aris menjelaskan ada 11 peserta seleksi untuk ujian Sekdes di Taskombang. Dari 11 peserta tes, ada lima peserta yang memiliki SK pengabdian hingga mendapatkan tambahan nilai. Termasuk Martanti Utami, istri Kades.

“Istri saya sudah 12 tahun di PAUD sebelah kantor desa ini. Bisa dicek,” ungkap dia.

Aris menjelaskan proses seleksi perangkat desa di Taskombang berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Perbup No. 30 tahun 2022. Hingga pelantikan, tak ada gejolak atas hasil seleksi yang digelar.

Baca Juga: Lolos Jadi Sekdes, Istri Kades di Klaten Ini bakal Sekantor dengan Suaminya

Salah satu kader PKK, Tri Mulyani, 42, mengatakan kader PKK memang mendorong Martanti Utami mendaftarkan diri ikut seleksi Sekdes. Dia menjelaskan selama ini Martanti Utami aktif pada berbagai kegiatan PKK.

“Ketika ada kekurangan, dia selalu mengingatkan dan menutup kekurangan. Harapan kami, lebih maju lagi dengan perangkat desa saat ini. Dulu pernah ada perangkat desa perempuan. Tetapi sudah lama. Sekarang ada lagi perangkat desa laki-laki,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif